Pilgub DKI Jakarta
Empat Faktor Penyebab Melorotnya Elektabilitas Ahok
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, elektabilitas dan tingkat kesukaan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, elektabilitas dan tingkat kesukaan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus mengalami penurunan.
Hal tersebut merujuk dari tiga kali survei yang dilakukan Maret, Juli dan Oktober tahun 2016.
Bahkan, lembaga yang dipimpin Deny JA itu mengklaim dari penyajian data, menunjukkan persentase kekuatan mantan Bupati Belitung Timur itu terus merosot.
Pengamat Politik Said Salahudin melihat setidaknya ada empat alasan penyebab merosotnya elektabilitas Ahok.
Pertama, faktor kebijakan.
Diketahui, Ahok tidak henti-hentinya melakukan penggusuran.
"Kebijakan mengusur ini sangat mungkin berdampak terhadap berkurangnya simpati masyarakat kepada pasangan tersebut," ujarnya kepada Tribunnews.com, Rabu (5/10/2016).
Apalagi kata dia, survei LSI tersebut dibuat antara tanggal 28 September hingga 2 Oktober 2016.
Nah, di Bukit Duri, misalnya, penggusuran juga dilakukan dalam rentang waktu survei.
"Jadi sangat mungkin mereka yang sebelumnya menginginkan petahana beralih ke pasangan lain sebagai bentuk penolakan atau protes mereka terhadap aksi penggusuran itu," jelasnya.
Kedua, faktor kinerja.
Dalam kurun waktu survei, terjadi banjir di sejumlah wilayah.
Peristiwa itu sangat mungkin dianggap sebagai kegagalan pasangan petahana dalam mengatasi persoalan banjir.
"Mereka yang terdampak banjir boleh jadi berubah pikiran untuk memilih pasangan calon petahana karena menilai kinerja Pemda dalam mengatasi masalah banjir masih tetap buruk," katanya.
Ketiga, faktor personal,
Terutama dari Ahok, sebagian besar publik yang sebelumnya masih berharap Ahok dapat mengubah sifat ternyata mendapati Ahok tetap bertingkah laku mengundang kontroversi.
"Apalagi dilakukan dengan cara membandingkan antaragama," jelasnya.
Keempat, faktor pesaing.
Setelah resmi mendaftar, dua pasangan calon kompetitor Ahok-Djarot, yaitu Anies-Sandi dan Agus-Sylvi cukup gencar turun ke masyarakat.
Hal tersebut membuat dua pasangan calon mendapatkan porsi pemberitaan yang tidak kalah banyaknya dari petahana.
"Nah, saya kira ini jadi faktor yang paling besar mempengaruhi beralihnya dukungan responden survei dari Ahok-Djarot kepada Anies-Sandi dan Agus-Sylvi," katanya.