Sabtu, 4 Oktober 2025

Komplotan Rampok Diringkus Polisi Setelah Pelaku Gunakan Motor Kejahatan untuk Pacaran

Ulah Tio alias Jawe (16), pelajar kelas XI SMA membuat polisi mampu meringkus sekelompok perampok yang sudah beraksi sebanyak 8 kali di Jakarta Barat.

Editor: Adi Suhendi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ulah Tio alias Jawe (16), pelajar kelas XI SMA membuat polisi mampu meringkus sekelompok perampok yang sudah beraksi sebanyak 8 kali di Jakarta Barat.

Penyebabnya, Jawe memakai motor yang dipakai merampok untuk berpacaran.

Polisi meringkus Jawe saat sedang santai bersama pacarnya di Jalan Mufakat, Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (2/10/2016) dini hari.

Usai menangkap Jawe, polisi meringkus tiga rekan komplotan Jawe yang usianya lebih tua darinya pada hari yang sama.

Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Andry Rodatama, mengatakan, kepala komplotannya pun berhasil diringkus.

"Kami tangkap di Bogor itu kepala komplotannya. Baru bangun tidur waktu kami ringkus," kata Andry ketika dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (4/10/2016).

Kepala komplotan berinisial AG alias Bocor (32), seorang juru parkir liar di Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Sebelum meringkus AG, polisi lebih dulu meringkus dua anggota komplotan lainnya, yakni FA alias Oji (19) dan FI alias Iceng (22).

FI diringkus polisi ketika hendak berangkat kerja.

"FI ini kerja juga. Dia sales ponsel," kata Andry.

Paling kecil

Lebih lanjut, Andry menjelaskan, perburuan terhadap kelompok tersebut dilakukan usai Repi Siradi (23), seorang karyawan swasta dirampok di Jalan Lapangan Bola, Kebon Jeruk, Jakarta barat, Senin (26/9/2016).

Repi ingat ciri-ciri khusus motor pelaku, berupa honda beat warna putih dengan velg biru.

"Dari situ kami patroli terus. Setiap ada motor bervelg biru kami lihat sampai ketemu si Jawe lagi nongkrong itu," kata Andry.

Kelompok ini merupakan kelompok baru.

Seluruh anggota sama-sama baru belajar merampok.

Incaran mereka sebagian besar orang yang sedang sendirian di jalan.
Mereka mengincar dompet dan ponsel.

Setiap beraksi komplotan ini selalu membawa celurit dan arit.

Mereka tak segan-segan melukai korbannya.

Bahkan dari delapan lokasi perampokan, satu aksinya berakhir dengan pembacokan terhadap korbannya.

Dalam komplotan tersebut, Jawe mendapat bagian paling kecil.

Dari setiap aksi, Jawe hanya dapat bayaran Rp 100.000 hingga Rp 200.000.

Setiap aksi, Jawe hanya diberi tugas jadi pembawa motor bersama rekannya, Oji.

Sedangkan yang menodong Bocor dan Iceng dimana usianya lebih tua.

"Mereka ini saling kenal di tempat Bocor (kepala komplotan jadi juru parkir)," kata Andry.

Keempatnya mempelajari cara-cara merampok dari berita dan kejadian perampokan yang kerap diberitakan.

"Untuk Jawe, karena masih dibawah umur, akan kami lebih dulukan penanganan kasusnya. Karena pakai pidana anak ini," ucap Andry.

Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved