Promo Baru Go-Jek, Pengendara Banyak yang Mogok
Sejumlah pengendara Go-Jek melakukan aksi unjuk rasa karena pendapatan dikurangi pada Minggu (14/8/2016)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengendara Go-Jek melakukan aksi unjuk rasa karena pendapatan dikurangi pada Minggu (14/8/2016). Pengurangan pendapatan ini karena ada promo baru yang dikeluarkan perusahaan Go-Jek.
Koordinator Go-Jek, Rizki (32), mengatakan aksi mogok ini diduga diprovokatori oleh para pengendara Go-Jek yang penghasilan dikurangi karena ada promo baru yang dikeluarkan perusahaan berbasis aplikasi tersebut.
Menurut dia, para pengendara Go-Jek itu melakukan aksi unjuk rasa karena penghasilan untuk mengangkut penumpang dalam jarak pendek atau dalam jarak 1 km-3 km dikurangi.
"Tidak semua pengendara mogok. Ada yang menyatakan mogok, tetapi sudah tidak aktif karena malas narik. Mereka memprovokatori teman-teman untuk aksi mogok," ujar Rizki, kepada wartawan, Minggu (14/8/2016).
Dia menjelaskan, pengurangan pendapatan merupakan kebijakan perusahaan. Ini dilakukan karena ada sejumlah pengendara Go-Jek hanya menarik penumpang untuk jarak pendek saja.
Sehingga, kata dia, pengurangan pendapatan Rp 2.000 untuk jarak pendek. Ini karena banyak ditemukan tindak kecurangan yang dilakukan. Pengendara menggunakan aplikasi tambahan yang menyebabkan pengendara lain tidak mendapatkan order.
"Pengurangan pendapatan tidak masalah karena itu kebijakan perusahaan. Itu yang dikurangi jarak pendek, seperti dari harga Rp 18.000 ke Rp 16.000. Berkurang sekitar Rp 2.000,-an. Penurunan tarif beberapa kebijakan bagi mereka yang tidak rajin. Dia mengandalkan tarif jarak pendek," kata dia.
Sementara itu, apabila tarif jarak pendek diturunkan sebesar Rp 2.000, maka untuk tarif jarak panjang terjadi kenaikan harga. Untuk jarak jauh dinaikkan Rp 25.000 menjadi Rp 35.000. Ini untuk jarak 10-25 km.