Kamis, 2 Oktober 2025

Top News

Mengupas Tuntas Hukuman Kebiri! Dari Asal Muasal hingga Negara-negara yang Gunakan

Pengebirian secara tradisional zaman dulu dihilangkan testis yang berarti hilangnya hormon testosteron mengurangi hasrat seksual dan perilaku seksual.

Editor: Robertus Rimawan
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. 

Pemotongan hanya testisnya saja mengurangi risiko kematian.

Pembedahan untuk mengangkat kedua testis atau pengebirian secara kimia secara medis mungkin dilakukan sebagai prosedur pengobatan kanker prostat.

Pengobatan dengan mengurangi atau menghilangkan asupan hormon testosteron -baik secara kimia ataupun bedah dilakukan untuk memperlambat perkembangan kanker.

Hilangnya testis yang berarti hilangnya pula hormon testosteron mengurangi hasrat seksual, obsesi, dan perilaku seksual.

Kaum transseksual laki-laki yang merasa dirinya perempuan ada yang menjalani prosedur orchiektomi, penghilangan alat kelami laki-laki, sebagai bagian dari operasi ganti kelamin dari laki-laki menjadi perempuan.

Orang kasim

Orang kasim adalah laki-laki yang telah dikebiri.

Mereka telah kehilangan kesuburannya karena buah zakarnya telah dibuang dengan sengaja atau karena kecelakaan atau karena sebab-sebab lain, tidak berfungsi.

Catatan-catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada abad ke-21 SM.

Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim melakukan berbagai fungsi di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga yang sejenis, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di harem.

Kepala orang kasim terdapat di Kekaisaran Bizantium, dan mereka menjabat sebagai salah satu pejabat utama di Konstantinopel di bawah kaisar.

Dalam bahasa Inggris, orang kasim disebut eunuch, dari kata dalam bahasa Yunani, eune (tempat tidur) dan ekhein (menjaga). Jadi kata ini berarti 'penjaga tempat tidu'".

Para hamba atau budak biasanya dikebiri untuk menjadikan mereka pelayan yang aman di istana kerajaan, di mana akses fisik kepada penguasa dapat membuat mereka sangat berpengaruh.

Meskipun demikian, pekerjaan domestik yang mereka lakukan tampaknya rendah, seperti membereskan tempat tidur, memandikan raja, memotong rambutnya, membuang kotorannya atau bahkan meneruskan pesan-pesan untuk raja.

Singkatnya, mereka berfungsi sebagai 'telinga raja', dan karenanya dapat memberikan kekuasaan kepada hamba yang rendah namun dipercaya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved