Kamis, 2 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Gubernur Ideal untuk Jakarta versi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Untuk memperbaiki kondisi Jakarta ke arah yang lebih baik, dibutuhkan sosok kepemimpinan yang ideal

Editor: Rachmat Hidayat
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Ustaz Yusuf Mansyur (pakai kopiah) dalam diskusi politik mencari gubernur DKI yang ideal yang diselenggarakan oleh Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) di Jakarta, Kamis (22/4/2016) malam. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Untuk memperbaiki kondisi Jakarta ke arah yang lebih baik, dibutuhkan sosok kepemimpinan yang ideal. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Koordinator Nasional Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Armyn Goeltom.

Kamis (21/4/2016) malam, Fokal IMM menggelar diskusi politik. Diskusi ini bertema ?Mencari Pemimpin Yang Ideal untuk Jakata."

Kepemimpian ideal, jelas Armyn, adalah pemimpin yang mampu memberikan keteladan yang unggul.

Selama ini dalam kontek demokrasi langsung dihadapkan dengan sikap pemimpin yang mudah untuk memutuskan maju dalam kontestasi tersebut. Namun tidak mempunyai visi yang kuat untuk merubah nasib rakyat.

"Kekurangan kita adalah pemimpin yang tidak adil. Pemimpin kita hanya berani menggusur orang kecil. tapi tidak berani pada orang besar," ungkap Armyn

Armyn juga menyebut ada semacam keanehan di Jakarta ini. Parlemen, yang seharusnya banyak bicara menyuarakan aspirasi publik, malah diam. Sementara eksekutif, yang seharusnya bekerja malah banyak ngomong.

"Sebagai sksekutif ia harus banyak bekerja bukan banyak ngomong. Bekerja untuk memperbaiki kondisi bangsa. Bukan banyak omong," kata Armyn lagi.

Armyn juga menegaskan bahwa Kornas Fokal IMM akan terus mengungang bakal calon gubernur. Selain untuk membedah gagasan mereka, juga untuk mencari pemimpin yang benar-benar ideal.

Dalam acara ini hadir sejumlah bakal calon Gubenur DKI Jakarta. Yaitu mantan Menpora Adhyaska Daud, Ketua PPP DKI Jakarta Haji Lulung, ustadz kondang Yusuf Mansur dan politikus Partai Demokrat Andi Nurpati Baharuddin.

Dalam kesempatan ini, Andi Nurpati mengatakan bahwa permasalahan membangun Jakarta dihadapkan dalam dua persoalan besar, yaitu Banjir dan kemacetan.

Permasalahan ini akan terurai jika ada kehendak dari semua pihak, tidak hanya Gubernur DKI Jakarta.

"Sepanjang gubernur menggunakan konsep masing-masing Maka tidak akan selesai," kata Andi Nurpati.

Untuk mengatasi hal ini, sambung Andi, perlu menggalang kekuatan bersama yakni mengajak provinsi tetangga untuk mengurai permasalahan ini.

"Grand desainnya harus melibatkan daerah sekitarnya. Jangan malah saling menyalahkan," katanya.

Selain itu dua persoalan tersebut DKI Jakarta juga dihadapkan dengan problematika sosial. Seperti kesenjangan sosial.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved