Sabtu, 4 Oktober 2025

Pungli, Ahok Copot Jabatan Kepala TPU

Ahok geram karena masih adanya oknum yang melakukan pungutan liar.

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berikan keterangan kepada para awak media mengenai beberpa isu terkini DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (21/3/2016). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok geram dengan kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Ahok geram karena masih adanya oknum yang melakukan pungutan liar.

Oknum tersebut merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Kepala Taman Pemakaman Umum (TPU) di Petamburan.

Hal itu Ahok ketahui setelah menugaskan sejumlah PNS untuk menyamar sebagai warga untuk mencari tahu adanya oknum PNS yang masih 'bermain' di TPU.

Ahok mengancam akan memecat Kepala TPU Petamburan itu.

Bahkan dia telah meminta kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika untuk segera memproses pencopotan Kepala TPU Petamburan dari jabatannnya.

"Kita sudah perintahkan kalau temukan betul, kita berhentikan sebagai PNS. Kepala TPU kami, kami minta ini diberhentikan sebagai PNS. Tunggu dia beresin dulu nanti saya copot," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).

Dalam rapat pimpinan Senin (28/3/2016), Ahok naik pitam karena mendapat laporan adanya oknum memungut upah liar di TPU-TPU di Jakarta.

Namun hal itu, dibantah oleh Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Ratna Diah Kurniati.

Untuk membuktikan adanya pungutan liar, Ahok langsung memutarkan bukti rekaman yang diambil oleh PNS.

Dalam rekaman itu, Kepala TPU secara terang-terangan meminta uang. Kepala TPU meminta uang untuk kebutuhan cicilan mobil tiga bulan dan angsuran rumahnya selama dua bulan.

"Saya sudah bilang berkali-kali ke Dinas Taman, tempat pemakaman umum itu masih banyak pungli. Dinas Taman bilang tidak ada, sampai saya sodorkan rekaman suara," kata dia.

"Suara bilang, berapa nilainya, ya bisa buat cicil rumah BTN tiga bulan, mobil dua bulan, ya dengar saja suaranya," ujarnya.

Berulang kali, Ahok mengkritik kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman.

Dia menyebut Ratna tidak bisa menindak anak buahnya yang melakukan pungutan liar.

"Kita terus nuduh ibu, tapi ibu terus bilang tidak ada. Itu yang selalu saya bilang di taman ini malingnya gila-gilaan, tapi selalu disangkal enggak ada," kata Ahok

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved