Selasa, 30 September 2025

Insiden di RS Mintohardjo

Horor di Ruang Terapi RS TNI AL

Satu diantara beberapa petugas yang sedang mengevakuasi dan memadamkan api dengan APAR menghampirinya.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
Dok RS AL Mintohardjo
Ilustrasi: Suasana di dalam ruangan terapi oksigen hiperbarik. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM -- ANDRI (50) tidak menyangka 15 menit menjelang berakhirnya terapi hiperbarik oksigen, satu dari tiga chamber atau ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) yang berada di gedung hiperbarik RS TNI AL Mintohardjo, Jakarta akan terbakar dan menewaskan empat orang, pada Senin (14/3).

Sekitar pukul 13.00 Wib, ia yang sedang duduk di ruang tunggu gedung hiperbarik kaget melihat asap hitam keluar dari chamber yang terbuat dari baja tersebut. Ia panik lantaran ruangan sedikit bergetar dan belasan orang yang berada di hiperbarik center berhamburan keluar.

Disaat orang berlarian menjauhi chamber dan gedung hiperbarik, ia ingat kerabatnya yang menjalani terapi oksigen masih berada di dalam chamber yang letaknya bersebelahan dengan yang terbakar.

Menurutnya di RS AL Mintohardjo terdapat empat chamber. Tiga chamber berada dalam satu gedung dengan posisi berderetan dan satu chamber berada di gedung terpisah.

"Saya teriak-teriak kepada perawat dan petugas yang ada di sana, bahwa masih ada orang di dalam tabung terapi yang harus di keluarkan," katanya.

Kemudian menurutnya, satu diantara beberapa petugas yang sedang mengevakuasi dan memadamkan api dengan APAR menghampirinya.

Petugas tersebut memberitahukan jika chamber tidak bisa dibuka begitu saja, lantaran di dalamnya terdapat udara bertekanan tinggi. Apabila di buka secara mendadak akan memperburuk keadaan karena api akan menyambar.

"Dalam diri saya sebenarnya ingin membuka tuas sendiri tapi kata petugas ada SOP nya ( stadard operated procedure), udara di dalam tabung (chamber) harus dikeluarkan secara perlahan dulu, baru pintu bisa dibuka dan orang-orang yang berada di dalamnya bisa keluar," paparnya.

Andri mengaku was-was saat menunggu petugas menjalankan prosedur mengeluarkan 12 pasien terapi yang salah satunya adalah kerabatnya tersebut. Ia takut chamber yang letaknya di sebelah kanan yang terbakar tersebut mengalami kejadian serupa.

Saat menunggu tersebut Andri mengaku melihat paniknya orang-orang yang berada di dalam hiperbarik center. Mereka ada yang keluar dengan memecahkan kaca gedung, ada pula yang berlarian mengambil tabung pemadam kebakaran.

Beberapa menit setelah itu, kerabatnya akhirnya berhasil dikeluarkan bersama 11 orang pasien lainnya. Mereka dikeluarkan melalui pintu darurat tabung yang letaknya di belakang. Petugas langsung mengevakuasinya ke instalasi gawat darurat.

Tidak Terdengar Teriakan

Andri mengaku saat kebakaran terjadi tidak terdengar suara atau teriakan sedikitpun dari dalam chamber Miangas yang letaknya di tengah diapit dua chamber lain tersebut.

Hal itu lantaran chamber dibuat kedap suara. Namun menurutnya saat awal kebakaran terjadi ia sempat melihat dari luar jika empat orang yang tewas di dalam chamber itu sempat berdiri dan sudah dalam keadaan terbakar alias gosong.

"Saya lihat mereka sempat berdiri, namun kemudian tidak terlihat lagi karena terhalang asap di dalam," paparnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved