Kamis, 2 Oktober 2025

Pelanggan PSK ABG Thorik Mulai Tukang Tape Hingga Kalangan Bermobil

Gadis-gadis pekerja seks komersial(PSK) itu kerap datang dan bertemu pria dewasa di warung kopi Thorik.

Editor: Hendra Gunawan
Sriwijaya Post/Welly Hadinata
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengungkapan kasus prostitusi belasan perempuan anak baru gede (ABG) itu berawal dari laporan warga yang curiga dengan aktivitas di warung kopi milik Thorik.

Pasalnya, gadis-gadis pekerja seks komersial(PSK) itu kerap datang dan bertemu pria dewasa di warung kopi Thorik.

Karena sering melihat banyak perempuan ABG dan sejumlah pria di warung itu, warga melaporkan keganjilan itu ke Mapolsektro Jagakarsa. Polisi pun mulai melakukan pengintaian.

Thorik mempromosikan para perempuan ABG yang saat 'booming' dengan sebutan cabe-cabean itu melalui telepon genggam.

Seperti menghubungi klien atau memberikan gambar lewat BlackBerry Massenger (BBM). Thorik menawarkan para ABG itu dengan kisaran harga Rp 200.000-Rp 400.000 sekali kencan.

Muhammad (50), warga RT 008/006 Jagakarsa mengatakan, sebelumnya Thorik pernah diusir dari rumah kontrakan yang letaknya tak jauh dari warung karena tak bisa membayar.

Akhirnya, Thorik memutuskan untuk membuka warung dan menjual kopi.

Pelaku memanfaatkan lahan kosong milik warga sekitar untuk warung.

Namun, warung itu malah disalahgunakan karena dijadikan tempat prostitusi. Dalam warung Thorik terdapat dua sekat yang digunakan untuk pria hidung belang berkencan dengan para ABG itu.

"Karena beberapa bulan terakhir ini aksi Thorik mencurigakan dan sering ada anak perempuan datang, akhirnya warga setempat menyelidiki dan melapor polisi. Awalnya karena belum cukup bukti, jadi warga belum bisa menggerebek warung kopi Thorik," ujar Muhamad.

Menurut Muhammad, warga kerap melihat laki-laki membawa sepeda motor dan mobil masuk ke halaman warung.

"Terkadang ada yang menjemput dengan mobil dan motor. Bikin risih warga sekitar," ucapnya.

Pelanggan para perempuan ABG yang disediakan Thorik beragam, mulai dari kalangan atas hingga kalangan menengah bawah, yang kini tengah tengah diburu polisi.

"Pelanggan itu ada tukang tape, tukang lontong, ada juga yang bermobil. Mobilnya diparkir di luar kompleks," ujar Sekretaris Paguyuban Warga di Jalan Timbul IV, Sugiyanto (35).

Selain itu, para pelanggan warung kopi mesum tersebut juga ada yang nekat berkencan di lokasi itu, tetapi umumnya dibawa keluar.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved