Ahok: Kalau Saya Emosi, Bisa Tembak Orang
Namun, Ahok kecewa karena langkah Dinas UMKM terbilang lambat.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Basuki karib disapa Ahok saat menutup Grand Kick-Off #Kaki5JKT.
Program itu memungkinkan agar pedagang kaki lima (PKL) dapat dipesan melalui ponsel pintar.
Tujuannya agar PKL tertata dengan baik, meningkatkan daya saing, dan menyediakan kuliner sehat dengan harga terjangkau.
Namun, Ahok kecewa karena langkah Dinas UMKM terbilang lambat.
Apalagi, Ahok sudah mengingatkan agar UMKM menata PKL sejak 2013 lalu. Akan tetapi program baru berjalan pada Senin (15/2/2016).
"Saya sudah bicarakan 2013, kalau orang bilang saya tidak sabar, saya sabar betul. Masa ini, yang baru daftar cuma ratusan pedagang kaki lima? Seharusnya ratusan ribu dong," ujar Ahok di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (10/3/2016)
Ahok kecewa lantaran pegawai di Dinas UMKM begitu banyak, tapi pergerakannya lambat. Bahkan, masih ada oknum UMKM yang jual-beli kios kepada pedagang.
"Tidak jalan. Pegawai begitu banyak, saya kesal sebetulnya. Kalau saya emosi saya bisa tembak orang. Sekarang saja masih ada mafia UMKM," katanya.
"Saya gregetan, lambat sekali pergerakannya," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas UMKM Irwandi menargetkan agar banyak PKL dapat bergabung dengan program hasil kerjasama dengan startup semisal Go Food, Porter, dan Zomato.
"Sebanyak-banyaknya. Kita sedang mendata PKL. Karena Peraturan Gubernur 10 Tahun 2015, Instruksi Gubernur itu kayaknya agak lambat. Padahal saya sudah sosialisasi ke Wali Kota," kata Irwandi.
Segera mungkin, ucap Irwandi, akan dibawa ke rapat pimpinan persoal pendataan PKL. Lanjut dia, Lurah dan Camat di Ibu Kota harus melakukan pendataan.
"Kami harapkan bulan Mei sudah bisa tuntas," katanya.