Jumat, 3 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

‎Belum Bahas Pilkada DKI, PPP Anggap Omongan Lulung Pendapat Pribadi

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku belum menentukan calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.

Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku belum menentukan calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta. Meskipun, Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung menyatakan dukungannya kepada Yusril Ihza Mahendra.

Wasekjen PPP Arsul Sani menilai pernyataan tersebut merupakan pendapat pribadi Lulung. "Itu baru suara HL (Haji Lulung), pada level DPP belum ada pembahasan soal calon gubernur," kata Arsul ketika dikonfirmasi, Jumat (4/3/2016).

Arsul mengatakan pihaknya berfokus pada penyelenggaraan Muktamar yang rencananya digelar pada April yang akan datang. Bahkan, kata Arsul, pihaknya juga belum membahas kemungkinan mengusung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI.

"Soal ngusung Ahok itu juga malah belum ada yang menyuarakan sejauh ini," ujarnya.

Mengenai adanya isu Lulung akan mengundurkan diri dari PPP bila tidak sependapat dengan calon yang diusung partai berlambang kabah itu, Arsul menjawabnya.

"Soal orang mau mundur terlepas penyebabnya karena setuju tidaknya dengan calon yang diusung, maka yang bisa saya katakan bahwa PPP partai yang sudah lama tidak bergantung pada orang-perorangan," ungkap Anggota Komisi III DPR itu.

Sebelumnya, Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung menyatakan tidak berniat maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

"Kalau saya tidak mengharapkan maju," kata pria yang akrab disapa Lulung di Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Dia berniat untuk memberikan dukungannya kepada Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra. Menurut Lulung, Yusril merupakan tokoh representatif kehidupan.

"Yusril itu tokoh representatif segala kehidupan. Dia negarawan, dia pernah dicalonin presiden 1998. Ilmuwan. Ahli tata negara dan sebagainya," imbuh dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved