Kamis, 2 Oktober 2025

Polemik Kalijodo

Pandangan Delapan Calon Penguasa DKI Tentang Kalijodo

Delapan nama calon Gubernur DKI Jakarta berikan pandangannya soal penertiban Kalijodo.

Repro/Kompas
Wanita-wanita pekerja seks komersial di Kalidodo pada masa Hindia Belanda 

"Pendekatan harus menyentuh hati mereka. Sehingga paham akan program pemerintah. Bukan menertibkan, tapi menata mereka kembali," kata Sandi.

Dia memuji cara Jokowi melakukan pendekatan. Sandi mengingat kembali, bagaimana Jokowi saat menjabat sebagai Walikota Solo mengundang warganya sampai 80 kali.

Penertiban juga dilakukan sesuai koridor hukum dan untuk kepentingan umum. Masyarakat juga jadi cerdas dan rasional.

"Cara seperti itu sudah terbukti. Begitu rakyat disentuh hatinya, Insya Allah masyarakat sudah cerdas dan rasional," imbuhnya.

Ahmad Dhani - No Comment

Dhani yang telah dipinang sebagai bakal calon Gubernur oleh PKB enggan berkomentar soal Kalijodo. Pendiri band Dewa 19 tidak mau berbicara terlalu jauh soal Kalijodo, karena dirinya masih bakal calon Gubernur DKI.

"Saya tidak bisa bicara sejauh ini. Ini aja masih bakal calon. Saya sih enggak mau banyak ngomong yang jauh-jauh. Kalijodo saya enggak mau ngomong," kata Dhani.

Adhyaksa Dault - Tingkatkan Keimanan Warga

Adhyaksa menyatakan tidak setuju bila warga Kalijodo di relokasi. Menurutnya, tata kelola harus dilakukan secara komprehensif. Seharusnya, kata Adhyaksa, warga Kalijodo ditingkatkan keimanannya, serta diajari untuk membangun rumah tangga dengan baik.

"Harus komprehensif dan tidak boleh ada relokasi. Itu bisa kerjasama dengan Kementerian Sosial," katanya.

Relokasi dirasa tidak tepat karena Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kalijodo bisa mencari tempat lain untuk 'berjualan', "Kalau direlokasi mereka akan cari daerah lain," imbuh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga tersebut.

Mohamad Sanusi - Belajar dari Sutiyoso

Pemerintah Provinsi DKI telah memiliki pengalaman mengubah wajah lokasi pelacuran terbesar se-Asia Tenggara, Kramat Tunggak.

Untuk itu, Pemprov DKI hanya perlu mengikuti cara Gubernur DKI Jakarta ke-14 Sutiyoso menertibkan Kramat Tunggak untuk menertibkan Kalijodo.

"Pemprov harus belajar dari pengalaman Pak Sutiyoso. Kalijodo itu masih kecil lokasinya Kramat Tunggak itu, bisa tiga sampai empat kali lebih besar dari Kalijodo. Tapi lihat sekarang bisa jadi Jakarta Islamic Centre tanpa harus huru-hara tanpa kisruh," kata bakal Calon Gubernur dari Gerindra, Sanusi.

Marco Kusumawijaya - Tunggu Dua Tahun

Aktivis dan pengamat perkotaan berpendapat, untuk solusi Kalijodo yang terbilang kompleks membutuhkan waktu. Relokasi harus dilakukan secara persuasif.

"Saya adalah orang yang berpikir solusi memakan waktu. Saya tidak mau memakan korban. Enggak apa-apa memakan waktu dan prostitusinya tetap berjalan. Toh mereka sudah berjalan puluhan tahun. Kalau nunggu 1-2 tahun enggak apa," ujar Marco. (den/wly)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved