Selasa, 30 September 2025

Polemik Kalijodo

Kisah Berkuasanya 'Geng Sulawesi' di Kalijodo

Dia pernah masuk penjara selama 3 bulan akibat aksinya saat konflik antar kelompok penguasa Kalijodo pada tahun 2002 lalu.

Editor: Hendra Gunawan
Warta Kota
Kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (9/2/2016) yang rencananya akan ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -- Kekuatan besar di Kalijodo kini disebut hanya Daeng Aziz, pria tanah Bugis, Sulawesi Selatan yang kini usianya hampir 60 tahun.

Dia pernah masuk penjara selama 3 bulan akibat aksinya saat konflik antar kelompok penguasa Kalijodo pada tahun 2002 lalu.

Dua kelompok besar di Kalijodo berasal dari Sulawesi yaitu kelompok Bugis (Sulsel) dan Mandar kini masuk Sulawesi Barat.

Daeng Aziz merupakan tokoh pemimpin kelompok Bugis di Kalijodo.

Sampai kini, dari 5 kelompok penguasa yang disebut Komisaris Besar Krishna Murti dalam bukunya berjudul 'Geger Kalijodo', hanya tersisa 2 kelompok saja.

Kini hanya tersisa Kelompok Mandar dan Bugis. Dan kelompok Daeng Aziz yang sampai kini masih disegani dan ditakuti oleh warga setempat, bahkan pejabat pemerintahan di Kecamatan Penjaringan.

Ketua RT 1/5 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara- lokasi Kalijodo berada, yakni Timan (70), menyebut orang-orang Sulawesi mulai datang ke Kalijodo sejak tahun 1965-an.

Sama seperti Daeng Aziz, Timan juga datang di tahun 1965.

Dia baru dipecat dari Angkatan Laut, ketika mendadak ada rekrutan besar untuk anak-anak muda Bugis bekeja di Jakarta.

Rekrutan itu dilakukan untuk mempekerjakan anak-anak bugis di pabrik baja dan bihun yang ada di Kalijodo di tahun 1965-an.

"Saya kemudian bekerja di pabrik baja. Bagian produksi," kata Timan kepada Wartakotalive.com ketika ditemui di rumahnya, Rabu (10/2/2016).

Saat itu, kata Timan, ada sekitar 500 anak-anak Bugis yang datang bersamanya dan mendarat di Kalijodo.

"Banyak sekali, dan tahun-tahun berikutnya masih banyak yang datang lagi," kata Timan.

Tempat Ia bekerja kini sudah tutup dan menjadi bangunan hotel.

Saat datang pertama kali, ucap Timan, lokasi Kalijodo bukan di tempat yang sekarang.

"Kalau yang lokasi sekarang itu tadinya pohon-pohon besar dan hanya ada beberapa rumah penduduk," ucap Timan.

Lokasi Kalijodo yang sebenarnya berada di seberang lokasi sekarang.

Lokasi lama Kalijodo sudah digusur sekitar tahun 2000-an saat Megawati menjabat Presiden.

Setelah itu baru pindah ke lokasi Kalijodo sekarang.

Saat penggusuran terjadi, para pemilik rumah bordil dan minum-minuman keras membeli rumah-rumah penduduk di seberangnya.

Lalu membangun tempat baru yang tetap ada sampai sekarang dan kini mau dibongkar oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Theo Yonathan)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved