Ledakan Bom di Sarinah
Jargon 'Kami Tidak Takut' Ditujukan untuk Dua Sosok Ini
Hanya beberapa saat setelah ledakan bom terjadi di M.H Thamrin, warga Jakarta menunjukkan solidaritas dengan menyebarkan slogan "Kami Tidak Takut."
TRIBUNNEWS.COM - Hanya beberapa saat setelah ledakan bom terjadi di Jalan M.H Thamrin, warga Jakarta menunjukkan solidaritas mereka dengan menyebarkan slogan "Kami Tidak Takut" di media sosial.
Beberapa sosok sederhana dibicarakan dan dijadikan contoh nyata dan aplikasi dari slogan "Kami Tidak Takut".
Sama seperti awal kemunculan jargon tersebut, sosok itu pun muncul di media sosial.
Sosok-sosok itu adalah Jamal dan Muhammad Yunus.
Jamal merupakan tukang sate yang keberadaannya tertangkap mata seorang netizen.
Sebuah akun Path menggunakan nama Wimpy menulis kesannya.
"The satay booth just about 100 meter from terrorist attack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta people!!! Fear is not in our dictionary."
Sedangkan, Muhammad Yunus merupakan seorang pengemudi Go-Jek yang tertangkap kamera sedang menolong wanita dari ledakan bom di Jalan MH Thamrin.
Sosoknya juga menjadi viral di media sosial.
Dia digambarkan sebagai pahlawan karena berani menolong gadis yang tidak ia kenal meskipun ada bahaya mengancam.
Santai kipas sate di tengah teror
Jamal menjadi terkena karena terlihat tenang mengipasi sate di balik gerobaknya.
Dia seolah tidak terganggu dengan kepanikan yang ada di sekitarnya.
Padahal ketika itu terdengar beberapa kali suara ledakan dan baku tembak yang terjadi di sekitar gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin.
Dengan polos, Jamal dan istrinya, Heni, mengaku sebenarnya takut dengan teror itu.
Namun apa daya, dagangan untuk penyambung hidup itu yang akhirnya membuat mereka bertahan dan tidak takut.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
Sejak terkenal omzet penjualannya meningkat.
Biasanya, pria asal Cirebon tersebut mengaku biasanya ozmet dagangannya antara Rp 300.000-Rp 400.000 per hari.
Namun, kini omzetnya melonjak sampai Rp 700.000.
Tidak hanya itu, Jamal kini sudah terkenal.
Betapa kagetnya dia ketika para pelanggannya mengajak foto bersama dan memberitahu bahwa dia muncul di televisi.
"Kaget saya tiba-tiba banyak yang beli minta foto bareng, terus katanya saya terkenal masuk TV. Awalnya saya enggak percaya dan takut dibohongin. Pas saya lihat sendiri di TV beneran ada, baru saya percaya," katanya sambil tertawa.
Aksi heroik driver Go-Jek
Satu lagi sosok yang jadi maskot jargon "Kami Tidak Takut" adalah Muhammad Yunus, si pengemudi Go-Jek.
Yunus mengatakan dia sama sekali tidak berpikir panjang ketika menolong Anggun Kartika yang berada dekat sekali dengan lokasi ledakan.
Yunus menuturkan, dia refleks berlari ke arah pospol tersebut.
Ia langsung menggenggam tangan Anggun dan membawanya ke Gedung Jaya.
"Pas lihat Anggun itu, kasihan. Celananya sudah robek sampai sepanggul, mana telapak kakinya ada paku juga, makanya dia jalan agak pincang," katanya.
Yunus mengaku, rasa takut tak tebersit dalam pikirannya saat itu.
"Saya enggak ada rasa ngeri, yang penting niat menolong saja," ucap bapak dari satu putra ini.
Bahkan, seusai menyelamatkan Anggun, Yunus sempat kembali ke pospol lalu lintas dan menolong polisi yang terluka.
Anggun dan polisi yang diselamatkannya kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat.
Sementara itu, dia tetap berada di lokasi, menyaksikan polisi baku tembak, melumpuhkan para teroris.
Aksi Yunus ini diapresiasi oleh manajemen Go-Jek sendiri.
Manajemen Go-Jek mengaku bangga atas aksi driver-nya tersebut.
"Kami dibuat bangga oleh aksi seorang driver Go-Jek, Muhamad Yunus, yang menyelamatkan warga yang terluka. Kepeduliannya adalah contoh yang baik untuk menjadi panutan kita bersama agar selalu peduli dengan masyarakat sekitar dan pelanggan," tulis manajemen Go-Jek melalui keterangan tertulisnya.