Inspirasi
Kisah Sopir yang Jujur
“Mengapa Anda tidak ingin minum teh dari warung ini atau apa?”
Editor:
Hasanudin Aco
Kami berdua merasa hancur mendengarnya dan menawarkan lebih banyak uang untuk pemakaman anaknya.
“Silakan ambil ini,” kata saya sambil menyodorkan beberapa lembar uang.
Dengan sopan sopir bajaj itu menolak, “Terima kasih Pak untuk kemurahan hati Anda. Dalam satu atau dua jam, jika saya mendapatkan satu atau dua lebih banyak pelanggan, saya akan mendapatkan uang yang cukup saya butuhkan." Dan ia pergi meninggalkan tempat kami.
Sopir itu bisa saja mengenakan tarif beberapa kali lipat kepada kami karena hujan yang menghalangi kami. Namun, ia hanya memberlakukan tarif biasa. Meksipun kondisi keuangannya yang sedang tidak baik, kesedihan yang mendalam, sopir bajaj itu tetap jujur pada kata-katanya.
Jujur kepada siapapun, karena kejujuran adalah kebijakan yang tepat.
Penulis: K. Tatik Wardayati