Hanya Kirim Pramuniaga, Alfamart Dianggap Tak Mau Bekerjasama dengan Polisi
Krishna mengambil kesimpulan bahwa Alfamart tak bisa diajak kerjasama, dan tak peduli dengan kerja Polisi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Polisi menganggap Alfamart tak bisa bekerjasama, dan tak peduli dengan Polisi. Kesimpulan itu imbas dari pimpinan Alfamart yang melecehkan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian.
Tito mengundang pimpinan Alfamart untuk membicarakan masalah sistem keamanan Alfamart, Senin (21/9/2015) siang tadi. Tapi bukannya petinggi yang datang, pihak Alfamart justru mengirim 2 pramuniaga untuk bicara dengan Tito (Kapolda Metro Jaya).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti pun jadi berang gara-gara kelakuan pihak Alfamart.
Krishna mengambil kesimpulan bahwa Alfamart tak bisa diajak kerjasama, dan tak peduli dengan kerja Polisi yang selama ini menjadikan kasus-kkasus perampokan minimarket termasuk Alfamart sebagai kasus yang amat diperhatikan.
"Kami undang ke sini direkturnya untuk bicara sama Kapolda kok gak datang. Yang datang malah utusannya. Berarti dia memang tidak ingin mengamankan dirinya sendiri. Kan diundang sama kami untuk membicarakan masalah keamanan, kami berusaha selain mengungkap juga untuk mencegah. Malah kirim utusannya. Bukannya level dia bicara sama Kapolda. Itu utusannya, pegawai. Bukan direksinya," ucap Krishna dengan nada tinggi.
Menurut Krishna, Kapolda ingin bicara strategi pencegahan kejahatan dengan pihak Alfamart. Makanya seharusnya direksi yang datang.
"Jangan beban penanggulangan kejahatan ini diberikan pada polisi. Enggak bisa. Penanggulangan kejahatan ini polisi leading sectornya. Kami mungkin bisa fasilitator dan akselerator. Tapi mereka (Alfamart) juga harus mau ikut community policing," kata Krishna.
Menurut Krishna, bicara mengamankan dirinya sendiri, pihaknya juga bekerja keras, bukan tidak bekerja keras.
"Tapi mereka juga harus mau untuk menjaga dirinya sendiri. Bayangkan ada 4.000 alfamart dan Indomaret di seluruh DKI Jakarta. Yang 20 dan 30 persen buka 24 jam, yang kalau mereka tidak mawas diri akan terus terusan terjadi. Dan nanti yang disalahkan polisi," ujar Krishna.
Makanya, Krishna berkesimpulan pihak Alfamart memang tak mau bekerjasama dengan Polisi terkait perampokan yang kerap terjadi di Alfamart.
"Kami merasa bahwa kepedulian mereka (Alfamart) kurang. 4000 lebih loh. Bayangkan. 1 persen saja 40. Itu seperti ranjau di mana-mana. Mereka tinggal milih, sekali target dapat mereka. Ini harus diberikan masukan pada mereka (Alfamart). Ini yang diutus pegawai, Kami menghormati mereka sebagai tamu, tapi mereka enggak menghormati kami yang sudah menjadikan kasus perampokan Alfamart ini sebagai perhatian," ujar Krishna.
Pihaknya memilih mengundang pimpinan Alfamart bertemu Tito, ucap Krishna, lantaran dari 20 peristiwa perampokan minimarket sepanjang Juni 2015 - September 2015, separuhnya yang jadi korban adalah Alfamart.
Makanya Polisi beranggapan ada sistem keamanan yang salah dengan Alfamart. Makanya Kapolda perlu bicara untuk memberikan saran, arahan, serta masukan dan kerjasama untuk menyelesaikan masalah keamanan Alfamart itu. (Theo Yonathan)