Sabtu, 4 Oktober 2025

Hadapi Preman, Ahok Minta Dukungan TNI Polri Terapkan Parkir Meter

Gubernur DKI Jakarta meyakini akan ada benturan dalam penerapan Terminal Parkir Elektronik dengan para preman yang menguasai lahan parkir di Jakarta.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/adi suhendi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jumat (7/8/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini akan ada benturan dalam penerapan Terminal Parkir Elektronik (TPE) dengan para preman yang menguasai lahan parkir di Jakarta selama ini.

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut menyadari banyak Organisasi Masyarakat (Ormas) yang menjadikan lahan parkir sebagai mata pencaharian.

"Makanya kita mau lelang 400 (TPE) pasti benturan. Itu saya sudah ngasih peringatan waktu kemarin (pembukaan Musda) KNPI. Kita pasti akan ada benturan. Makanya saya sudah minta Polda dan TNI untuk dukung karena pasti benturan. Rezeki orang diambil kan? Lapak orang diambil kan?" ungkap Ahok di Balai Kota, Senin (10/8/2015).

Supaya para preman parkir tidak kehilangan penghasilannya, Ahok menawarkan orang yang biasa menjaga parkir bekerja kepada Pemprov DKI menjadi juru parkir dengan diberikan gaji 2 kali Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI atau sebesar Rp 5,4 juta.

Suami Veronica Tan ini memprediksi orang-orang yang bekerja di lapangan sebagai juru parkir liar selama ini akan senang, tetapi tentu bos-bosnya saja yang tidak akan senang dengan kebijakan yang akan diambilnya.

"Yang tidak dapat setoran pasti tidak senang," ucapnya.

Bisnis lahan parkir memang menggiurkan di ibu kota, bisa dihitung berapa perputaran uang parkir yang masuk ke kantong pribadi selama ini. Dicontohkannya di Jalan Sabang dalam satu malam sebelum ada parkir meter hanya setoran ke Pemprov DKI sebesar Rp 500 ribu. Tetapi setelah diterapkan parkir meter dalam semalam bisa mendapat Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. Begitu juga di Kelapa Gading sebelumnya dalam semalam hanya mendapatkan setoran Rp 1 juta, tetapi setelah dipasang parkir meter semalam setorannya bisa diperoleh Rp 50 juta.

"Berarti apa? Terus, tanyain tukang-tukang parkir yang dulu, mereka dapat berapa sih? Rp 100 ribu atau Rp 150 ribu satu hari. Berarti selisihnya kemana nih puluhan juta ratusan juta. Potensi parkir Rp 1,8 triliun, kita hanya pungut Rp 26 miliar. Berarti ini ratusan miliar, bagi-bagi dong di oknum-oknum Ormas, oknum-oknum aparat yang main di lapangan. Makanya kita mesti lawan, makanya pasti ada benturan," ungkap Ahok.

Ayah tiga orang anak ini tidak mau bekerja sama dengan bos-bos preman yang selama ini menguasai lahan parkir. Ahok menganggap dirinya sebagai kepala preman baru hanya memberikan pekerjaan menggaji 2 kali UMP kepada juru parkirnya.

"Kita tidak ada kerja sama dengan kepala preman. Kan saya tawarkan, saya kepala preman yang baru. Orang di lapangan dikasih 2 kali UMP begitu saja, lebih baik kan?" ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved