Jumat, 3 Oktober 2025

Ratusan Bangunan Liar di Tebet Dibongkar

Wali Kota Jakarta Selatan, Syamsuddin Noor yang memimpin langsung pembongkaran itu

WartaKota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Pemulung yang bisa dengan cepat mengumpulkan botol plastik saat pembongkaran bangunan liar di atas saluran air di kelurahan menteng dalam, Selasa (28/7/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 265 bangunan liar diatas saluran air di RW 14 dan RW 5 Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, dibongkar oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Selasa (28/7/2015).

Wali Kota Jakarta Selatan, Syamsuddin Noor yang memimpin langsung pembongkaran itu.

Bangunan liar yang dijadikan lapak pedagang sayur dan pedagang kayu bekas itu berada di kawasan Pasar Jembatan Merah di Kelurahan Menteng Dalam.

Lokasinya 265 bangunan itu tepat berada di atas saluran air yang menghubungkan Kali Baru dengan Kali penghubung Terusan Cideng. Memanjang sejauh 800 meter.

Pihak Pemkot memakai dua alat berat untuk membongkar bangunan yang seluruhnya semi permanen itu. Dua alat berat menghantam setiap bangunan sampai roboh.

Kemudian petugas Polisi Pamong Praja membersihkannya lagi. Lalu warga sekitar mengambili kayu-kayu dari bangunan liar yang masih bisa dipakai. Pembongkaran ini menyorot perhatian warga setempat.

Tak ada keributan dalam pembongkaran ini. Para pemilik bangunan sudah meninggalkan lapak mereka sejak 2 hari lalu.

Sehingga petugas hanya perlu berhadapan dengan bangunan kosong.

Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor, mengatakan, surat peringatan sudah dilayangkan sejak sebelum Idul Fitri 2015.

"Makanya tak ada lagi yang ribut-ribut," ucap Syamsuddin.

Menurut Syamsuddin, dalam waktu dekat pihaknya akan lekas mengeruk saluran air yang menghubungkan Kali Baru dengan Kali Terusan Cideng.

"Harus dikeruk paling tidak 2 meter," ucap Syamsuddin.

Saluran air itu memang sudah tak berbentuk. Sampai bertumpuk dimana-mana. Bahkan pemulung bisa mengumpulkan dua kantong besar botol plastik hanya dalam sekejap, dan disekitarnya masih banyak botol plastik yang tak terangkat.

Kemudian di seluruh sisi saluran, air sudah tak tampak, yang tampak justru tanah-tanah yang sudah mengeras.

Selama ini, kata Syamsuddin, hal itulah yang membuat rumah-rumah warga sekitar kerap banjir setiap hujan.

"Makanya ini kita normalisasi," ucap Syamsuddin. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved