Kisah Sri Bhayangkari, Kapolsek Jagakarsa yang Berjilbab
Sejumlah Polwan mulai dari lingkup Polsek, Polres, dan Polda di wilayah hukum Polda Metro Jaya telah menggunakan jilbab.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi wanita (Polwan) yang beragama islam dapat menjalankan kewajiban menggunakan jilbab.
Sebab, pemakaian jilbab sudah diresmikan Kapolri dalam SK Kapolri Nomor: Kep/245/III/2015 tertanggal 25 Maret 2015 tentang aturan pemakaian jilbab bagi Polwan.
Sejumlah Polwan mulai dari lingkup Polsek, Polres, dan Polda di wilayah hukum Polda Metro Jaya telah menggunakan jilbab.
Salah satunya, yaitu Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Jagakarsa, Komisaris Polisi Sri Bhayangkari. Seperti diketahui, dia satu-satunya Kapolsek Wanita di wilayah Polres Jakarta Selatan.
Menurut Sri, memakai jilbab selama menjalankan tugas di kepolisian sangat menyenangkan.
Berpenampilan seperti ini membuat dia merasa nyaman saat melayani masyarakat. Begitu juga dengan masyarakat yang menyambut positif penampilan lulusan Bintara angkatan 1991 tersebut.
“Masyarakat sangat senang melihat polisi berjibab. Mereka merespon positif. Apalagi saat ini, saya berada di wilayah yang memang banyak masyarakat beragama islam,” ujar Sri saat ditemui di ruang kerjanya di Mapolsektro Jagakarsa pada Rabu (22/4/2015).
Sri Bhayangkari menggunakan jilbab sejak lama, tetapi, karena ada tuntutan tugas di kepolisian, hal ini membuatnya terpaksa melepaskan jilbab.
Semula, dia merasa berat untuk memperlihatkan rambutnya terurai di depan umum. Namun, aturan di kepolisian tetap dipatuhi.
Saat menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Timur, jabatan sebelum Kapolsek Jagakarsa, dia selalu menggunakan jilbab karena ada aturan yang memperbolehkan humas menggunakan jilbab.
Walaupun begitu, dia mengaku sempat melepas jilbab selama dua minggu pada masa transisi menjadi Kapolsek Jagakarsa.
Sepengetahuan Sri, saat ini, belum terlihat banyak polwan yang menggunakan jilbab.
Namun, dia berharap dalam kurun waktu satu bulan mendatang, sudah banyak Polwan yang memakai penutup kepala itu.
Sebab, sudah ada sejumlah polwan yang menjahitkan seragam sesuai ketentuan yang ada.
Nantinya, kata dia, apabila memang polwan menggunakan jilbab, maka akan ada tugas tertentu yang tidak bisa langsung dilaksanakan.