Sabtu, 4 Oktober 2025

Pelanggan PSK Twitter, Mulai dari Dewasa hingga Anak-anak

Perpindahannya ke dari forum ke Twitter memiliki dampak lain. Salah satunya pelanggan yang beragam termasuk anak-anak.

Editor: Rendy Sadikin
BBC
Ilustrasi pekerja seks 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prostitusi online bukanlah barang baru di Indonesia.

Keberadaannya merupakan bagian dari kenyataan pahit yang tak segera diobati.

Sebut saja Mami (32), perempuan yang sudah malang melintang di dunia prostitusi online sejak 2007 lalu di Jakarta.

Mami enggan bekerja ditempat lokalisasi dan memilih dunia online karena tidak perlu keluar rumah.

"Satu kita enggak perlu keluar, lebih bebas dari razia dan kita lebih safety,” ucap Mami kepada Kompas.com di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).

BACA: Empi Sering Maki Pelanggan Jika Terlalu Lama Berhubungan Intim

Selain itu, di dunia prostitusi online, para perempuan bebas memilih kliennya.

Tidak seperti bekerja di perusahaan yang dianggap mengikat.

“Kita bisa nentuin gue mau atau enggak sama kliennya. Kalau kita kerja terikat kan, misalnya kalau di karaoke, Kalau misalnya kliennya enggak sesuai nih, tapi kliennya sudah bayar ke perusahaan. Kita harus ngelayanin,” cerita Mami.

Mami mencontohkan pemotongan harga yang sering dilakukan, Misalnya bayaran dia Rp1 juta. Tapi dia hanya menerima Rp500 ribu.

Sebab setengahnya sudah dipotong untuk perusahaan dan induk semangnya.

Sehingga, kalau perempuan tidak suka dengan klien tersebut, maka ia tidak perlu repot menolak.

Ia hanya perlu bilang tidak, dan urusan selesai.

“Tapi kan kalo online, kalo misalnya bilang gue gak sreg, yaudah tinggal cancel gitu,” ungkap Mami.

Saat pertama kali menjadi angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online), Mami menggunakan forum sebagai sarana promosi dirinya.

BACA: Sang Pembunuh Diduga Sempat Enam Jam Bersama Mayat Empi

Namun, sejak tahun 2013, ia mengaku banyak angel pindah ke dunia Twitter sebagai ranah promosi.

Saat itu lah kemudian dirinya juga mengikuti para angel lainnya.

"Gini kalo Twitter itu aku juga baru tahu saat tahun 2013. Kalau anak-anak ngungsi twitter,” kata Mami.

Perpindahan itu, kata Mami, lebih karena di forum sudah tidak aman lagi.
Salah satunya banyak polisi yang kemudian menggerebek usaha mereka.

"Karena banyak polisi di forum. Sering dengerlah, digerbek di Mediterania atau Casablanca yang pernah digerebek jasa esek-esek online,” ungkap Mami.

BACA: Seorang 'Mami' Buka-bukaan soal Prostitusi di Tebet

Selain kurang aman, di forum, kata Mami, pengelolanya kerap meminta bayaran per tahunnya kepada mereka.

Ini dilakukan untuk verifikasi bahwa angel tersebut memakai foto yang asli.

"Lebih cenderung ke Twitter karena kalau di forum biasanya harus bayar member per tahun. Biasanya Rp150 ribu,” ucap Mami.

Kendati demikian, Mami mengakui, perpindahannya ke dari forum ke jejaring sosial Twitter juga memilik dampak lain.

Salah satunya pelanggan yang beragam termasuk anak-anak.

"Cuma sih kalo untuk klien itu di forum mereka lebih punya verifikasi dan itu gak sembarangan orang. Kalo di Twitter kan, maaf maaf ya, anak kecil aja bisa masuk kalo kita enggak protect account,” ungkap Mami.

Sumber: Kompas.com
Tags
Twitter
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved