Kamis, 2 Oktober 2025

Kisruh APBD DKI

Djarot: Semua Pejabat Publik Harus Pakai Bahasa Santun

Djarot Saiful Hidayat mengimbau kepada semua pejabat publik dalam memberikan pernyataan kepada masyarakat harus menggunakan kata-kata yang baik

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Dirjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (tengah) dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat (kanan) berbincang sebelum rapat membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015). Pertemuan tersebut membahas RAPBD DKI Jakarta yang akan tetap dilaksanakan dengan menggunakan sistem e-budgeting. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau kepada semua pejabat publik dalam memberikan pernyataan kepada masyarakat harus menggunakan kata-kata yang baik dan santun.

Hal tersebut diungkapkan Djarot menyikapi pernyataan Ahok yang menjadi sorotan karena membawa bahasa 'toilet' saat diwawancara secara langsung sebuah stasiun televisi swasta.

"Hendaknya semua pejabat publik, kita semua di dalam memberikan statement apalagi secara terbuka harus menggunakan kata-kata yang baik, yang santun, yang tidak memberikan contoh kepada masyarakat begitu ya utk melakukan atau meniru kata-kata yang kurang pantas," ungkap Djarot di Balai Kota, Selasa (24/3/2015).

Dikatakannya Ahok pun sudah meminta maaf atas pernyataannya tersebut dan sebaiknya hal tersebut dijadikan ajang pembelajaran.

"Kita berharap dengan kasus seperti ini tidak lagi terjadi seperti itu. Saya yakin betul bahwa Pak Gubernur meminta maaf itu dengan kata yang tulus dan saya juga minta kepada para teman-teman untuk tidak memancing-mancing kepada seseorang untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya," kata Djarot.

Dikatakan mantan Wali Kota Blitar ini, perbedaan budaya membuat penilaian atas perkataan berbeda.

"Bagi kita mungkin tidak pantas, mungkin bagi yang bersangkutan itu satu hal yang logis, yang normal. Karena apa? Karena perbedaan budaya dan karakter," ucapnya.

Politisi PDI Perjuangan ini pun mencotohkan perbadaan budaya tersebut. Dirinya sebagai orang jawa selalu dididik dengan menyampaikan kata-kata yang santun dan bisa diterima orang dengan baik.

"Jangankan itu, saya mengajar anak-anak saya saja dengan kata-kata yang selalu baik lah," ujarnya.

Ia ingin pernyataan 'toilet' Ahok tidak dibesar-besarkan karena menyangkut masalah karakter seseorang serta gaya komunikasi seseorang.

"Pak gubernur kan sudah minta maaf dan saya minta untuk media tidak lagi membesar-besarkan. Sdh minta maaf kan, janganlah dibesar-besarkan masalah ini, jangan diperpanjang. Ini kontraproduktif dan tidak baik," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved