Duet Ahok Djarot
Tak Bisa Turunkan Tarif Angkot, Ahok Perkuat TransJakarta
Meski harga BBM turun Rp900 dari Rp8.500 menjadi Rp7.600, para pengusaha angkutan umum enggan menurunkan lagi tarifnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap tidak perlu ada penurunan tarif angkutan umum yang sebelumnya sudah melonjak gara-gara kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp6.500 menjadi Rp8.500.
Meski harga BBM turun Rp900 dari Rp8.500 menjadi Rp7.600, para pengusaha angkutan umum enggan menurunkan lagi tarifnya.
"Angkutan umum tidak mau turunin. Makanya kita akan perkuat jaringan TransJakarta. Kita pengen e-ticketing bayar bulanan atau harian, jadi diskonnya dari situ," ungkap Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/1/2014).
Dikatakannya, Pemprov DKI akan memaksa semua kendaraan umum berada di bawah naungan PT TransJakarta sehingga masyarakat membayarnya sesuai jarak dengan hitungan rupiah per kilometer.
Dengan sistem seperti itu, dikatakan mantan Bupati Belitung Timur ini tidak akan ada lagi angkutan umum yang mengetem. "Jadi tidak boleh ngetem. Kalau angkot-angkot (yang tidak tergabung PT TransJakarta) lewat jalur-jalur inspeksi saja," katanya.
Ke depan masyarakat akan dipaksa melakukan pembayaran non tunai dengan diwajibkan membeli e tiketing untuk mendapatkan jasa angkutan. "Anda harus beli e-tiketing, nanti kartu tersebut pun bisa membayar parkir dan lain-lain," katanya.