Ahok Gubernur DKI
Ahok Cerita Satpol PP Minta Izin Razia PSK
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seakan tidak pernah kehabisan cerita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seakan tidak pernah kehabisan cerita saat memberikan sambutan atau menjadi pembicara.
Kali ini dalam acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tingkat Provinsi DKI Jakarta yang dihadiri Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa pria yang akrab disapa Ahok bercerita saat pertama kali menjabat di DKI.
Mengawali sambutannya dalam acara yang digelar di Silang Monas, Sabtu (13/12/2014) Ahok memulai sambutan dengan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
"Kita bersyukur walau pun ini menjadi acara tahunan yang rutin, tapi saya perlu bagikan, saya ucapkan terima kasih pada jajaran dinas sosial, kita bisa rasakan dinas sosial jauh lebih baik," ungkap Ahok yang kemudian disambut tepuk tangan.
Setelah itu barulah, Ahok bercerita waktu pertama kali dirinya memimpin DKI Jakarta bersama Joko Widodo (Jokowi). Saat itu Ahok didatangi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk meminta izin melakukan razia Pekerja Seks Komersial (PSK) di wilayah Kemayoran.
"Pak Izin," kata Ahok menirukan kata-kata Satpol PP saat itu.
"Izin apa?" tanya Ahok saat itu.
"Kami mau razia PSK," kata Ahok kembali menirukan jawaban Satpol PP saat itu.
"Razia PSK di mana?" tanya Ahok lagi.
"Di Kemayoran," ucap Ahok meniru jawaban Satpol PP kembali.
Mendengar hal tersebut, Ahok melarang Satpol PP merazia PSK yang berada di Kemayoran. Satpol PP pun meminta alasan kenapa Mantan Bupati Belitung Timur tersebut melarang Satpol PP merazia PSK.
"Saya bilang tidak boleh, yang tua-tua kurang laku kamu razia saya bilang. Sementara yang masih bagus-bagus di hotel-hotel, apartemen tidak dirazia saya bilang," ungkap Ahok lalu disambut tawa orang-orang yang mendengarkan sambutan tersebut.
Memang dirinya sengaja bercerita hal tersebut karena untuk memberikan gambaran dalam penertiban harus dilakukan lebih manusiawi. Tidak lagi penertiban anak-anak penyandang kesejahteraan sosial serta PSK dilakukan dengan cara dikejar-kejar karena bisa berbahaya. Anak-anak bila dikejar berisiko tertabak kendaraan di jalanan. Kemudian sudah ada contoh seorang PSK meninggal karena menceburkan diri ke Kali Sunter akibat diuber-uber tramtib.
"Ini contoh sengaja saya cerita ini, Jakarta pada masa pemerintahan Jokowi kita tidak ingin Jakarta jadi modern tapi tidak manusiawi," ujarnya.