Kenaikan Harga BBM
Harga BBM Naik, Penghasilan Sopir Mikrolet Turun
Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sangat dirasakan oleh sopir mikrolet.
Penulis:
Theresia Felisiani
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sangat dirasakan oleh sopir mikrolet.
Seminggu setelah kenaikan BBM besubsidi, para sopir mikrolet mengeluhkan sepinya penumpang. Alhasil penghasilan mereka pun menurun drastis.
Hal ini diutarakan Yanto, sopir mikrolet M 18 jurusan Pondok Gede, Bekasi - Kampung Melayu, Jakarta Timur.
"Kerasa banget imbas kenaikan BBM, penumpang sepi. Pendapatan turun, kalo bener-bener sepi pernah saya dapat cuma 30 ribu," kata Yanto saat ditemui di Pangkalan Jati, Jakarta Timur, Senin (24/11/2014).
Yanto menuturkan dirinya membawa mikrolet dari Pondok Gede hingga ke Pangkalan Jati, hanya mendapat satu penumpang.
Lantaran sepinya penumpang, dan bensin yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan tentu saja ini sangat memberatkan para sopir miklrolet.
"Sebelum BBM naik biasanya saya dapat Rp 80-90 ribu per hari. Tapi sekarang gara-gara BBM naik paling cuma dapat Rp 50-65 ribu," ujar Yanto.
Untuk diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Jokowi mengakui kebijakan itu merupakan kebijakan yang berat sebagai sebuah bangsa.Kenaikan harga BBM yakni premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Dan Solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500.