Baru 2 Minggu Beroperasi, Jembatan Kali Gendong Ambruk
Padahal jembatan selebar 3,5 meter dan panjang 5 meter itu baru dua minggu lalu dioperasikan
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jembatan Kali Gendong yang terletak di Jalan Lagoa Terusan RT 03/04, Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara ambruk pada Selasa (4/11/2014) siang. Padahal jembatan selebar 3,5 meter dan panjang 5 meter itu baru dua minggu lalu dioperasikan. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dan luka dalam insiden ini.
Namun ambruknya jembatan tersebut, membuat satu truk bermuatan semen terperosok di lokasi saat hendak melintas. Ambruknya jembatan ini, diduga lantaran pondasi dasar jembatannya buruk.
Kejadian naas itu bermula ketika sebuah truk bernomor polisi F 9285 FE melaju dari Kelapa Gading menuju sebuah toko yang berada di Jalan Rawabadak, Koja, Jakarta Utara. Saat truk itu melintasi jembatan itu, tiba-tiba ambruk. "Saya nggak tahu kenapa bisa ambruk, pas lewat tahu-tahu truk terperosok," ujar Dira (31) sopir truk itu pada Selasa (4/11/2014).
Akibat ambruknya jembatan itu, jalan lagoa terusan sempat mengalami kemacetan yang mengular, beruntung pihak petugas keamanan setempat langsung datang dan sigap menangani truk yang dikerumunin warga itu.
Ucu Nasrudin (46) selaku Ketua RT setempat, mengatakan jembatan tersebut selesai dibangun sejak dua pekan lalu. Sebelumnya, sekitar 1,5 bulan lalu, jembatan dicopot karena adanya pengerjaan normalisasi di PHB Lagoa Sinar yang berada di bawah jembatan itu.
"Jembatan ini dibangun sejak dua minggu lalu dan dikerjakan selama dua malam. Sebelumnya jembatan ini jaraknya memang sangat pendek dengan air dan saat selesai dibangun sudah kelihatan agak jeblok," ujar Ucu.
Selain dianggap bobrok dari awal pembangunan, Ucu juga menyayangkan saat pembuatan jembatan ini pihak RT dan RW tidak dilibatkan. Dalam hal ini mereka tidak diajak komunikasi oleh instansi terkait, padahal jembatan itu merupakan penghubung antara Jalan Jampea dengan kawasan Koja.
Ucu menambahkan, seharusnya saat pembangunan jembatan tersebut kekuatan besi harus berukuran diameter 20 milimeter. Namun pekerja bangunanan menggunakan kerangka besi yang berdiameter 10 milimeter.
"Seharusnya kan minimal besi 20 ukurannya tapi ini ukuran 10. Bikinnya juga renggang, nggak rapat dan dibikinnya secara manual bukan dari coran semen dari mesin molen," kata Ucu.
Oleh karenanya, Ucup pun berharap agar pihak terkait segera memperbaiki jembatan itu. Sebab bila didiamkan terlalu lama, dapat merugikan warga yang hendak melintas di jalan itu.
Sementara itu, Wagiman Silalahi, Kasudin PU Tata Air Jakarta Utara, mengakui pengerjaan jembatan itu merupakan satu paket dengan proyek pembangunan saluran air di Jalan Lagoa Terusan sepanjang 148 meter dan normalisasi saluran penghubung Lagoa Sinar. Namun ia mengklaim, proyek tersebut dilakukan oleh PT Limpar Haldesu selaku pihak ketiga yang memenangkan tender.
Wagiman menjelaskan, proyek tersebut sudah dimulai sejak 22 September dan ditargetkan selesai pada pertengahan Desember 2014. Ia pun akan meminta kepada pihak kontraktor untuk segera memperbaiki dan meningkatkan spesifikasi jembatan itu.
"Kontraktornya kami dapatkan memalui proses lelang di ULP. Insiden ini akan menjadi catatan kami untuk lebih teliti mencari kontraktor," ujar Wagiman yang mengklaim pembangunan saluran itu mencapai Rp 400 juta. (Fitriyandi Al Fajri)