Ahok: Jakarta Defisit Air Karena Ada Oknum PAM Main Mata
Dengan begitu Ahok mensinyalir ada kegiatan monopoli yang terjadi di tengah krisis air di Jakarta
Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan salah satu persoalan ketahanan air di Jakarta ada oknum pejabat yang bermain mata dengan pelaku industri yang masih nekat menggunakan air tanah dan bekerjasama secara ilegal.
Bahkan dia mengaku dendam dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang lebih berpihak kepada komersil dibandingkan melayani masyarakat. Dia mengatakan pernah melihat air di tangki yang seharusnya gratis kepada masyarakat malah dijual ke Industri.
“Kalau enggak ada oknum PAM lain, enggak mungkin enggak tahu. Yang pakai air kelihatan kok, termasuk yang pakai air tanah, ini ada oknum yang main mata,” kata pria yang akrab disapa Ahok pada acara sosialisasi ketahanan air di DKI Jakarta bersama PT Aetra di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Ahok menceritakan soal adanya mobil tangki gratis yang didatangkan khusus dari pemerintah untuk warga yang memerlukan air bersih. Namun justru air bersih tersebut dijual ke pelaku industri. Dengan begitu Ahok mensinyalir ada kegiatan monopoli yang terjadi di tengah krisis air di Jakarta.
“Saya dendam luar biasa pada PAM, ada tangki air gratis, terus saya lihat yang daftar dia jual ke industri, ini bukan utamakan warga tapi yang terjadi adalah monopoli, sudah tahu enggak ada air tanah. Saya hafal karena saya tinggal di Jakarta Utara sudah bertahun-tahun,” kata dia.
Mantan Bupati Belitung Timur itu berharap tahun depan di wilayah Jakarta Utara tidak ada lagi perumahan maupun perindustrian yang menggunakan air tanah. Lurah dan Camat yang akan berperan sebagi pihak yang mengawasi. Jika nantinya pejabat Lurah dan Camat itu ikut main mata, mantan Bupati Belitung Timur itu mengancam akan memutasi jabatannya.
“Kalau ketahuan dia main mata, kita stafkan tahun depan. Dia (Lurah/Camat) enggak becus kita stafkan, mau eselon atau apapun kita stafkan,” tuturnya.
Dia mengaku sudah mempunyai cara menggugat oknum PAM dalam kasus kebocoran ini. Ia mengatakan tidak akan menjerat oknum itu dengan pidana pencurian melainkan dengan tindak pencucian uang. Sedangkan untuk masyarakat yang mencuri air, Ahok ingin pelaku dijerat dengan pidana membahayakan lingkungan.
“Kami akan cari kelemahan untuk gugat mereka. Biar mereka nangis sampai mati. Gugat yang kejam. Pakai perusakan lingkungan hidup biar 12 - 15 tahun penjara, takut orang kan.” ucapnya.