Rabu, 1 Oktober 2025

Beberapa Makanan Tidak Boleh Dijual di 'Night Market'

Sepuluh makanan yang ditemukan mengandung bahan berbahaya antara lain tahu siomay, mie kuning, kerupuk asinan, pewarna es doger, dan contong es krim

Editor: Gusti Sawabi
Tribun Jabar/GANI KURNIAWAN
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Mashudi (kiri) didampingi Kasat Res Narkoba Polrestabes Bandung, AKBP Mochammad Najib memperlihatkan barang bukti mi berformalin dalam ekspos di Kantor Sat Reserse Narkoba Polrestabes Bandung, Jalan Sukajadi, Kota bandung, Rabu (5/3/2014). Sebanyak 1,5 ton mi berformalin berhasil diamankan dari sebuah pabrik di kawasan Babakan Ciparay pada Senin (3/3/2014). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Balai Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta mencegah sepuluh jenis makanan mengandung formalin dan boraks yang dijual di pedagang kaki lima "Night Market" 2014.

"Produk yang dijual di 'Night Market' ini telah lolos seleksi kesehatan yang dilakukan Balai POM, Kamis (12/9/2014) lalu. Dari 200 jenis makanan, ada 10 yang kita temukan (dengan bahan berbahaya) dan tidak boleh diperdagangkan," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Perdagangan Pemprov DKI Jakarta Joko Kundariyo di Jakarta, Sabtu (13/9/2014) malam.

Sepuluh makanan yang ditemukan mengandung bahan berbahaya tersebut, antara lain tahu siomay, mie kuning, kerupuk asinan, pewarna es doger, dan contong es krim.

Selama "Night Market" digelar, Balai POM terus menyisir seluruh gerai kuliner untuk mengambil sampel makanan dan memastikan tidak ada bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, methanil, dan rhodamin B yang digunakan.

Balai POM DKI untuk pertama kalinya juga membuka gerai di area "Night Market" yang diselenggarakan di Jalan Medan Merdeka Selatan setiap Sabtu malam tersebut.

Dengan adanya gerai itu, masyarakat dapat melihat langsung sampel makanan yang sedang diuji hingga hasil pengujian tersebut selesai.

"Masyarakat kalau tidak lihat contoh asli (makanan berbahaya) tidak puas, bahkan ada yang tidak tahu. Mereka tidak tahu karena jarang mengakses dari internet atau baca koran untuk bisa membedakan makanan yang berbahaya dan tidak," kata Kepala Balai Besar POM DKI Jakarta Dewi Prawitasari.

Pengujian sampel makanan dilakukan setiap "Night Market" diselenggarakan. Hasil uji sampel makanan tersebut dapat diketahui dalam lima menit sehingga jika ada penjual yang menggunakan bahan berbahaya dapat dicegah untuk tidak berjualan pekan depan.

Masyarakat pun antusias untuk melihat pengujian sampel tersebut. Beberapa dari mereka ingin tahu perbedaan makanan yang mengandung formalin dan boraks atau tidak.

"Saya selama ini kalau makan tahu ya makan saja, tidak berpikir pakai formalin atau tidak, tetapi sekarang jadi mengerti tahu yang pakai formalin atau tidak dari kekenyalannya," kata Mugiati salah seorang pengunjung "Night Market".

Sumber: Warta Kota
Tags
boraks
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved