Selasa, 7 Oktober 2025

Kematian Arfiand

Ini Kronologi Meninggalnya Aca dan Padian Versi Anggota Sabhawana

Anggota Sabhawana menyangkal isu negatif yang beredar, karena tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Editor: Hendra Gunawan
Istimewa
Sabhawana SMAN 3 Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Beredarnya kabar miring serta ramainya pemberitaan mengenai adanya aksi kekerasan pada kegiatan pengenalan alam di Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu dibantah oleh salah seorang panitia kegiatan. Siswa kelas XI SMA 3 Setiabudi Jakarta Selatan itu menyangkal isu negatif yang beredar, karena tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Terlihat masih tegang dan sedikit kikuk, remaja berambut lurus yang mengaku dari angkatan 34 ekstrakurikuler pecinta alam Shabawana itu mengaku sangat kecewa dengan pemberitaan banyak media saat ini. Dirinya menilai kalau keterangan yang disampaikan kepada masyarakat saat ini sangat berbanding terbalik dengan peristiwa yang berlangsung selama delapan hari itu, terhitung mulai dari 12 Juni hingga 19 Juni 2014.

"Semuanya salah, nggak ada itu yang namanya dipukul, ditendang atau ditampar. Nggak ada yang kayak gitu, kita disana itu lintas alam untuk pengenalan alam anak-anak kelas sepuluh," jelasnya kecewa menggeleng kepala.

Diceritakannya, runutan peristiwa pengenalan alam bagi calon anggota Shabawana itu dimulai dari titik awal rombongan di Stasiun Ciranjang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Kamis (12/6/2014) lalu. Pada hari pertama rombongan yang terdiri dari sebanyak 17 panitia, 11 peserta, 11 alumni dan dua orang guru pembina itu mulai melangkahkan kaki menuju PLTU Saguling.

"Perjalanan awal ditempuh sekitar tiga jam atau kalau dihitung sekitar delapan sampai sepuluh kilometer, karena trek (jalur-red) cenderung landai, kita diriin tenda dan istirahat," jelasnya.

Pada perjalanan awal hingga hari ketiga ungkapnya, keadaan kedua peserta yakni Alfriand Caesary Al Irhami (16) dan Padian Prawirodirja (16) siswa SMA 3 yang meninggal beberapa waktu lalu terlihat sehat dan tidak ada keluhan. Namun memasuki hari ke empat saat rombongan memasuki areal pegunungan Tangkuban Perahu, fisik keduanya menurun dan diketahui mengalami demam.

"Makanya waktu di gunung kita langsung bilang ke mereka kalau nggak usah bawa tas, tasnya di bawa sama panitia, mereka jalan lenggang saja. Kebetulan saya yang nemenin Aca (Alfriand Caesary Al Irhami-red) waktu itu, dia saya dampingin bareng temen saya jalan paling belakang," jelasnya.

Luka Lecet dan Lebam

Sesampainya di satu titik perkemahan, panitia pun memeriksa kesehatan keduanya dan mengganti seluruh pakaian yang basah karena keringat. Melihat kondisi keduanya yang lemas, para panitia pun katanya menawarkan keduanya untuk pulang lebih awal, karena dikhawatirkan kondisi akan lebih parah.

"Tapi mereka nolak, mereka bilang masih kuat dan nggak mau pulang. Waktu itu kita cuma kasih obat demam sama kasih betadine buat luka lecet dan lebam karena beberapa kali kepleset lemes atau tas yang dipakai nggak enak," ceritanya.

Luka lecet dan lebam pada kedua bahu dan pangkal lengan yang dilaporkan dalam visum Aca dari Rumah Sakit MMC beberapa waktu lalu, diyakinkannya bukan karena dipukul atau terkena benda tumpul. Tetapi perlukaan tersebut disebabkan karena tas yang digunakan Aca rusak dan terlipat.

"Pas jalan kan goyang-goyang, belom di naik-turunin pas istirahat terus jalan lagi. Waktu ganti baju di tenda saya emang liat, lecet terus kelihatan merah di bahunya. Tapi dia bilang sendiri lecet karena tas," ungkapnya.

Dilarikan ke Rumah Sakit

Usai makan malam dan tidur selama sekira sepuluh jam, kondisi kedua siswa bertubuh kurus itu ungkapnya tidak berubah pada hari Rabu (18/6). Keduanya yang terlihat demam dan terkena flu itu kemudian dilarikan ke Puskesmas kecamatan Lembang, Kab Bandung Barat, Bandung, Jawa Barat yang dekat dengan objek wisata Tangkuban Perahu.

"Saya, guru pembina, alumni sama satu orang panitia pake mobil langsung ke puskesmas. Sampai sana dikasih tahu kalau mereka demam, tapi dokternya juga belum tahu sakit karena apa. Kita disuruh ke Rumah Sakit Hasan Sadikin buat cek darah," ceritanya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved