Jumat, 3 Oktober 2025

Bocah Disodomi

Kesalahan Cara Memeriksa Korban di JIS Bisa Timbulkan Peniruan Tuduhan

Bila diperlakukan lewat cara yang salah dikhawatirkan anak-anak itu terlibat peniruan tuduhan atau dikenal dengan istilah copycat accusation.

Warta Kota/Adhy kelana
Pihak Jakarta International School mengundang wartawan untuk melihat lebih dekat sekolah bertaraf internasional itu, Jumat (13/6/2014).Pihak sekolah ini memperlihatkan tempat kejadia perkara kekerasan seksual berupa kamar mandi yang masih diberi garis polisi dan ruang kelas TK si korban. Selain itu juga memperlihatkan ruang kelas lain yang juga di gunakan untuk tindak kekekrasan seksual yang diduga oleh oknum guru. Warta Kota/adhy kelana 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian disarankan agar berhati-hati dalam memeriksa sejumlah siswa Jakarta International School (JIS) yang diduga menjadi korban pelecehan seksual.

Bila diperlakukan lewat cara yang salah dikhawatirkan anak-anak itu terlibat peniruan tuduhan atau dikenal dengan istilah copycat accusation.

Psikolog Catherine Thomas menjelaskan pemberitaan yang begitu deras mengenai dugaan penyiksaan serta pencabulan murid TK JIS, bukan mustahil menimbulkan dampak copycat yang sama.

"Di kalangan para orang tua dan penyidik, muncul tuduhan atau pertanyaan kepada anak-anak mengenai perlakuan yang mereka terima dari pihak sekolah. Apalagi pemberitaan media massa sangat gencar mengenai kasus penyiksaan dan pencabulan di JIS,” ungkap Catherine di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Copycat bisa saja muncul secara lokal di sebuah komunitas tertentu, tetapi kemudian hal tersebut meluas menjadi epidemik yang berskala nasional. Kandidat doktor di Universitas Radboud tersebut pun mencotohkan hal ini pernah terjadi di Amerika tahun 1983-1984.

Saat itu ada tuduhan penyiksaan dan pencabulan terhadap para siswa di Taman Kanak-kanak McMartin di Manhattan Beach, dekat Los Angeles, California. Ada puluhan murid yang mengaku disiksa dan dicabuli oleh guru mereka di McMartin.

Kemudian guru tersebut diadili dengan dakwaan penyiksaan dan pencabulan siswanya. Tetapi karena bukti-bukti tidak meyakinkan, guru itu dinyatakan tidak bersalah. Begitu juga ketika penyidik menemukan bukti baru, guru itu diajukan lagi sebagai terdakwa. Tetapi lagi-lagi dinyatakan tidak terbukti bersalah.

Meski terdakwa itu dinyatakan tidak bersalah, tetapi di seluruh Amerika bermunculan pengaduan mengenai penyiksaan dan pencabulan oleh guru terhadap murid usia dini. Misalnya pengaduan tentang pencabulan yang dilakukan para guru di The Little Rascals Day Care di North Carolina, Kelly Michaels di New Jersey, The Amirault Family di Massachusetts dan banyak lagi laporan sejenis di seluruh Amerika.

Dari peristiwa ini, telaah para periset psikologi menunjukkan bahwa anak-anak memang sangat mudah dipengaruhi hal-hal yang bersifat sugestif. Kemungkinan seorang anak menjawab secara keliru akan makin besar jika orangtua atau petugas penyidik menggunakan teknik-teknik bertanya yang berbau sugestif atau koruptif.

“Anak yang ditanya cenderung akan membenarkan pertanyaan orang dewasa yang menanyainya,” ujar Catherine.

Kebanyakan anak-anak kurang bisa memahami istilah yang digunakan para penyidik atau orangtua mereka. Akibatnya, jika anak-anak ditanyai menggunakan istilah-istilah rumit yang tidak dikenalnya, bukan mustahil anak tersebut akan menjawab secara sembarangan.

Selain itu, jika ditanyai berkali-kali dengan pertanyaan yang serupa, seorang anak cenderung akan menjawab sesuai yang diinginkan penanya.

“Bukan mustahil anak yang ditanyai menjadi tersugesti dan membenarkan perkataan penanya," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved