Petugas Kelelahan Bersihkan Jalan Raya Pasar Minggu Setiap Pagi
Sesekali bertolak pinggang, amin pun mengibaskan topi miliknya beberapa saat untuk menghilangkan rasa
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peluh Amin (52) petugas kebersihan kecamatan Pasar Minggu tidak henti-hentinya mengucur deras dan membasahi bagian punggung serta dada seragam kebersihan yang dikenakannya. Sesekali bertolak pinggang, amin pun mengibaskan topi miliknya beberapa saat untuk menghilangkan rasa gerah yang dirasakannya, padahal waktu masih menunjukan pukul 05.30 WIB.
Bukan tanpa sebab pria murah senyum itu merasa gerah di pagi hari, dirinya yang sudah bekerja selepas Shalat Subuh atau sekira pukul 05.00 WIB itu sudah menyisir dan mendorong tumpukan sampah yang berada di Jalan Terminal, tepatnya samping gedung PD Pasar Minggu hingga belakang Terminal Pasar Minggu.
Hanya bermodalkan sebuah alat yang dibuatnya sendiri dari sebatang bambu dan papan bekas, dirinya mendorong sampah-sampah yang tercecer sisa jualan pedagang malam hari ke bagian tengah jalan. Sudah sekira setengah jam berlalu, tapi sampah yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan itu belum tampung dan bersih seluruhnya.
"Padahal jam enam harus bersih, tapi jam segini belum selesai juga. Soalnya jalan ini buat keluar-masuk angkot ke terminal," jelasnya yang terus berpacu dengan waktu.
Dikatakannya, lambatnya pembersihan selain karena kurangnya petugas kebersihan yang hanya sebanyak 40 orang saat ini, keberadaan Pedagang malam yang tidak kunjung menyingkir dan membereskan barang dagangannya membuat dirinya maupun petugas kebersihan lainnya kesulitan, karena terhalang dengan lapak-lapak milik pedagang.
"Kalau kita maunya kerjaannya cepet selesai, tapi ya itu pedagangnya banyak yang bandel, makanya pas kemarin ada razia dari Satpol PP saya seneng betul, soalnya kita bisa cepet bersihin jalannya," ungkapnya tersenyum.
Akan tetapi, menurutnya, pemerintah setempat seharusnya sudah mulai mengatur para pedagang malam untuk mengumpulkan sampah milik pedagang masing-masing, sehingga para petugaskebersihan seperti dirinya tidak merasa kesulitan lagi apabila membersihkan sampah yang tercecer dalam keadaan hancur terinjak-injak setiap hari.
"Kalau yang susah sih memang itu, kalau lainnya tinggal dorong aja ke pembatas jalan, nanti temen-temen yang pakai truk tinggal angkut. Tapi sebenarnya masalah sampah ini bisa cepet selesai kalau pedagang juga bener, karena selama ini sampah cuma ditebar dan ditinggal seenaknya sembarangan mentang-mentang ini bukan pasar," jelasnya sembari menunjuk tumpukan sampah yang tercecer di area dagang belakang Terminal Pasar Minggu.
Bau tidak sedap ditambah dengan leleran air kotor di sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar menjadi pemandangan umum wilayah Pasar Minggu pada pagi hari. Warta Kota yang kembali lagi berkunjung pada Kamis (27/02/2014) pagi di lokasi yang terkenal dengan pasar buahnya itu masih terlihat tumpukan sampah dengan luasan cukup besar memenuhi beberapa titik lokasi.
Pemandangan umum banyaknya sampah setiap pagi terlihat di beberapa titik Jalan Raya Ragunan seperti di depan gedung PD Pasar Jaya dan gedung Robinson serta Jalan Raya Pasar Minggu, tepatnya pada U-turn LP3i, lampu lalu lintas dari arah Lenteng Agung, depan stasiun Pasar Minggu dan perlintasan Kereta Api Pejaten Timur.
Keseluruhan sampah tersebut bukan tidak disengaja dibuang oleh masyarakat, secara langsung beberapa warga yang mengendarai sepeda motor terlihat berjalan pelan mendekati lokasi dan melemparkan seenaknya sampah yang dibawanya dari rumah ketumpukan sampah yang berada di sisi jalan, atas trotoar hingga separator atau pembatas jalan underpas Jalan Raya Pasar Minggu.
Tidak hanya itu, beberapa warga yang terlihat sudah berpakaian rapih seperti hendak berangkat kantor pun terlihat melakukan hal serupa. Setidaknya dalam satu kesempatan, Warta Kota melihat setiap orang warga membawa satu hingga dua kantong plastik.sampah untuk dilemparkan sembarangan ke tumpukan sampah. Sehingga tidak ayal, luasan sampah mencapai panjang sekira lima hingga dua belas meter dengan tinggi tumpukan mencapai satu meter.