Sabtu, 4 Oktober 2025

Banjir Jakarta

Pengamat Tata Kota: Jalan yang Ambles Harus Segera Dibenahi

Hujan deras yang menyebabkan banjir di Ibu kota pada dua hari terakhir menimbulkan kerugian besar bagi Jakarta

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Pengamat Tata Kota: Jalan yang Ambles Harus Segera Dibenahi
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Sejumlah warga terpaksa merambat ke pembatas jalan untuk dan menaiki perahu karet untuk menyebrangi banjir di jalan Abdullah Syafei yang tergenang air ketika meluapnya Kali Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2014). Hujan yang mengguyur Jakarta dan Sekitarnya sejak kemarin mengakibatkan sejumlah ruas jalan dan perkampungan terendam banjir. (Tribunnews/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan deras yang menyebabkan banjir di Ibu kota pada dua hari terakhir menimbulkan kerugian besar bagi Jakarta. Saat banjir melanda, beberapa akses jalan di daerah rawan banjir terputus akibat genangan air yang tinggi. Tercatat beberapa ruas jalan penghubung kota Jakarta dan sekitarnya lumpuh akibat diterjang banjir.

Dampak terparah terjadi di ruas Jalan TB. Simatupang, tepatnya di depan Gedung Program Doktor Universitas Gunadarma yang mengarah ke Pasar Minggu. Ruas jalan Arteri di selatan ibukota ini ambles sedalam 30 cm. Amblesnya jalan yang selalu padat pada jam pulang kantor ini mengakibatkan ditutupnya jalur tersebut pada kemarin malam (13/1/2014).

Pakar tata kota, Edward Sihombing mengharapkan pihak yang terkait segera mengatasi hal ini khususnya terkait amblesnya ruas jalan di jalan utama.

”Jalan raya yang ambles akibat banjir perlu segera dibenahi oleh pemerintah. Jangan sampai nantinya menjadi titik kemacetan akibat jalur terhambat,” ujar Edward, Rabu (14/1/2014).

Planolog lulusan ITB ini mengingatkan pemerintah bahwa masalah akibat banjir tidak hanya terbatas pada rusaknya jalan raya, melainkan juga seluruh infrastruktur kota yang berkaitan dengan lalu lintas.

"Selain jalan raya, infrastruktur pendukung seperti trotoar dan marka jalan juga harus diperbaiki,” imbuhnya.

Edward mengatakan, dalam perencanaan tata ruang perlu diperhatikan mekanisme untuk mengalirkan air jika terjadi genangan.

“Lihat saja sekarang, air yang menggenang tidak bisa masuk ke saluran air di bawah trotoar. Jelas sudah, perencanaan tata kota Jakarta belum terintegrasi dengan baik,” tuturnya.

Penyelesaian permasalahan yang ditinggalkan banjir menjadi tugas yang menanti pemerintah. Kerjasama dan komunikasi antara pemerintah pusat dan Pemda DKI serta pemerintahan daerah penyangga ibukota mutlak diperlukan.

“Tumpang tindih kebijakan dapat berakibat buruk pada perencanaan tata ruang sebuah kota,” Edward menegaskan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved