Delapan Ribu Pelari Bajak Jakarta
Perlombaan ini merupakan bagian dari rangkaian program We Run global di 26 negara yang diusung untuk merayakan 25 tahun kampanye
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bajak gedung berlantai 30 sudah. Bajak sebuah pulau di Kepulauan Seribu pun sudah. Belum lagi, Stasiun Sudirman. Kini saatnya warga Jakarta membajak ruas jalanan Senayan dan sekitarnya.
Minggu (15/12/2013) pagi, kawasan tersebut perlahan berubah menjadi lautan merah ketika para peserta lomba lari #BajakJKT 10K yang berseragam kaos merah mulai berlari.
#BajakJKT 10K merupakan lomba lari 10 km yang pertama kalinya digelar di Indonesia oleh Nike.
Perlombaan ini merupakan bagian dari rangkaian program We Run global di 26 negara yang diusung untuk merayakan 25 tahun kampanye Nike "Just Do It" yang fenomenal itu.
Country Marketing Manager Nike Indonesia Nino Priambodo mengatakan, kompetisi untuk Indonesia dikemas dalam konsep yang berbeda dari negara lain. Penamaan "Bajak" bermaksud untuk memotivasi warga Jakarta guna bergerak dengan berlari di mana saja, tak peduli tempatnya. Warga Jakarta diajak untuk membajak tempat-tempat di sekitarnya sebagai area mereka berlari.
"Warga di perkotaan besar, khususnya Jakarta, cenderung malas berlari karena tidak punya waktu dan tempat yang pas untuk berolahraga. Padahal lari adalah olahraga yang paling sederhana karena bisa dilakukan di mana saja," terang Nino saat ditemui Tribunnews.com usai perlombaan.
Sekitar 8.000 dari 10.000 peserta yang terdaftar memulai "pembajakan" di garis start di area Parkir Timur Senayan, tepat pada pukul 06.30 WIB.
Rute yang ditempuh tak seperti lomba lari saat Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) umumnya. Dimulai dari Senayan, peserta lalu memutar di Jembatan Semanggi, memasuki kawasan SCBD, kembali ke Jalan Jenderal Sudirman.
Setelah itu peserta menyusuri perumahan mewah di Jalan Pattimura, kembali lag ke Jalan Jendral Sudirman melewati Patung Pemuda, hingga akhirnya berakhir di garis finish yang berada di dalam Gelora Bung Karno.
Sebagian jalur yang ditempuh adalah jalur-jalur di luar area HBKB alias jalur yang tetap dibuka untuk umum di Minggu pagi. Jalur tersebut, kata Nino, merepresentasikan "pembajakan" yang bisa dilakukan di mana saja.
Alhasil, beberapa titik jalan tampak tersendat karena ditutup sementara untuk memprioritaskan para pelari. Sebagian besar pengendara memaklumi penutupan sementara tersebut dengan sabar menunggu. Namun tak sedikit pula yang membunyikan klakson kendaraannya berkali-kali.
Kampanye #BAJAKJKT sebetulnya telah digaungkan sejak September lalu. Beberapa lokasi sudah Nike bajak sebelumnya, misalnya Gelora Bung Karno dengan stensilan bertuliskan 'Ini bukan jalanan, ini tempat lari loe.' Tak hanya ruang publik saja, #BAJAKJKT juga merambah fasilitas pendidikan.
Nike juga menggelar tiga kali program latihan untuk beberapa peserta terpilih. Nike mengajak peserta untuk membajak Gedung The Sultan Residence yang berlantai 30, lalu Pulau Onrust di Kepulauan Seribu, dan Stasiun Sudirman.
"Saya harap pembajakan tak berakhir sampai saat ini saja," tutur Nino. Suskes dengan acara pertama ini, Nino pun tak menutup kemungkinan kompetisi ini akan digelar secara tahunan.