Selasa, 30 September 2025

IP: Brengos Bunuh Dicky Lantaran Kerap Onar Saat Mabuk

IP mengaku pembunuhan itu dipicu kekesalan Brengos terhadap Dicky yang kerap onar (rusuh) jika mabuk.

Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
IP (23) saat menjadi saksi dalam persidangan kasus pembunuhan Dicky Maulana di kolong jembatan Cipulir, Jakarta Selatan pada 1 Juli silam atas terdakwa Andro dan Nurdin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2013). Ia mengaku terlibat dalam pembunuhan Dicky. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamen yang mengaku terlibat pembunuhan Dicky Maulana, IP (23), mengatakan pembunuhan di kolong jembatan Cipulir, Jakarta Selatan, pada 1 Juli lalu itu dipicu kekesalan Brengos terhadap Dicky yang kerap onar (rusuh) jika mabuk.

IP menuturkan hal itu dalam kesaksiannya di persidangan kasus pembunuhan Dicky atas terdakwa Andro dan Nurdin, yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2013).

IP menuturkan Pada 29 Juni malam, ia dan teman-temannya termasuk Dicky, Brengos, dan Jubai seperti biasa berkumpul di depan kediaman IP di Petukangan, Kabupaten Tanggerang, Banten. Mereka lalu menenggak minum-minuman keras jenis ciu.

IP mengaku di tengah pesta minuman keras itu ia sempat pergi ke warung untuk membeli air mineral dan rokok. Saat pergi dari pesta minuman keras itu ia disambangi Brengos lalu berbisik menawarkan ide untuk membunuh Dicky karena dianggap suka berbuat rusuh jika dalam keadaan mabuk.

"Dia kan orangnya songong tuh, suka rese juga kalo mabok, kita matiin aja dia," kata IP mengulangi pernyataan Brengos.

Atas tawaran Brengos itu, IP mengaku tidak berani membunuh. Namun Brengos meyakinkan bahwa pembunuhan itu akan ia lakukan sendiri. Brengos kemudian meminjam sebilah golok milik IP. Kata IP golok itu lumayan tajam, karena sebelumnya ia sempat asah guna memperbaiki kandang ayam.

Setelahnya keduanya kembali ke tempat mereka menggelar pesat minuman keras itu, dan kembali membuka obrolan dengan Dicky. Kata IP korban tiba-tiba menyampaikan ide untuk melakukan perampokan, dan ide itu disambut oleh Jubei dengan menawarkan bahwa ia kenal seorang perempuan yang memiliki handphone Blackberry, dan bisa dirampok di kolong jembatan Cipulir.

Menurut IP hanya empat orang yang berangkat ke jembatan Cipulir, yakni dirinya, korban, Brengos dan Jubei. Mereka mengendarai dua sepeda motor, termasuk salah satunya sepedamotor Yamaha Mio milik Dicky.

"Sampai di jembatan korban awalnya takut masuk, terus si Jubei akhirnya masuk duluan, terus korban dan Brengos. Setelah itu saya dengar suara korban teriak-teriak," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan