Rabu, 1 Oktober 2025

Pemukiman Ilegal Sulitkan Jokowi Normalisasi Sungai

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan kesulitannya melakukan normalisasi sungai di Jakarta.

Editor: Johnson Simanjuntak
Warta Kota/Alex Suban
Sungai Pesanggrahan di Jalan Deplu Raya, Bintaro, Jakarta Selatan, sudah diperlebar seperti yang terlihat, Jumat (27/9/2013). Normalisasi sungai ini terus dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam memasuki musim hujan. (Warta Kota/alex suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan kesulitannya melakukan normalisasi sungai di Jakarta. Penyebab utama yakni masih banyaknya pemukiman padat penduduk yang menyulitkan dibuat jalur inspeksi untuk masuknya alat berat.

"Persoalannya itu jalan inspeksi, sebab kanan-kiri ada pemukiman sehingga kami kesulitan. Nanti truknya taruh dimana? truk tidak bisa masuk, jalan inpeksinya di duduki rumah ilegal," ujar Joko Widodo atau Jokowi di Waduk Sunter, Jakarta Utara, Rabu (6/11/2013).

Sebenarnya relokasi warga ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang juga menjadi programnya salah satu upaya memudahkan normalisasi.

Namun, Jokowi sendiri belum dapat merealisasikan relokasi dengan waktu yang singkat lantaran ketersediaan rusunawa masih minim.

"Ya sekarang kalau mau direlokasi Rusunawa nya mana? Sudah penuh semua, sudah full, mereka mau ditempatkan dimana?" tutur Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini memberi contoh lokasi sungai mana yang dianggapnya masih sulit untuk dinormalisasi akibat adanya pemukiman ilegal.

"Seperti di kali Cipinang, kali Baru juga, rumah-rumah itu berdiri mepet satu senti dari sungai, kalau mau ngeruk ndak ada jalan truknya mau ditaro dimana?" kata Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved