Kamis, 2 Oktober 2025

Target Revitalisasi Ragunan: Jadi Kebun Binatang Terbaik di Dunia

Ketua Dewan Pengawas Ragunan optimistis kebun binatang yang ada di Jakarta Selatan ini bisa menjadi bunbin terbaik di Dunia

Tribunnews.com/Fx Ismanto
BERMACAM SATWA DI TM RAGUNAN - Taman Margasatwa Ragunan yang ada di wilayah Jakarta Selatan, Minggu (11/8/2013) dalam liburan sekolah atau libur lebaran Idul Fitri 1434 H dipadati pengunjung. Wisatawan dapat menyaksikan berbagai macam hewan, dari gajah, harimau, komodo, bermacam unggas dan hewan melata. (Tribunnews.com/Fx Ismanto) 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nicolas Timothy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengawas Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Hashim Djojohadikusumo optimistis Taman Margasatwa yang ada di Jakarta Selatan ini bisa menjadi kebun binatang terbaik di dunia.

"Peluang menjadi yang terbaik di dunia terbuka lebar," ujar Hashim saat menutup acara diskusi public bertajuk 'Menuju Masyarakat Ramah Satwa', seperti yang siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Rabu (9/10/2013).

Namun, Hashim menilai mimpi itu dapat diwujudkan apabila tersedia Rencana Induk (Master Plan) yang baik dan berjangka panjang. Tata Kelola yang baik dan tekad bersama seluruh pemangku kepentingan pun sebagai salah satu syarat.

Demi mencapai tujuan revitalisasi TMR, tercatat 20 poin yang akan menjadi acuan TMR untuk melakukan perbaikan di beberapa lini yang ada. Beberapa point itu yakni TMR tetap milik negara (tidak diswastakan), penyusunan master plan akan melibatkan publik serta memperhatikan kelengkapan fasilitas.

Selain itu, pengelolaan manajemen akan dilakukan secara transparan bisa diakses publik melalui internet  serta tidak korupsi dan mengedepankan fungsi konservasi, edukasi, penelitian, dan rekreasi.

TMR juga menerapkan standar pelayanan minimum sebelum mempertimbangkan untuk menaikan harga tiket dan mewujudkan masyarakat ramah satwa dengan memberikan edukasi pendidikan formal, non-formal, informal serta menanamkan kepedulian kepada anak-anak.

Namun demikian, Hashim mengatakan semua poin tersebut harus dilandasi adanya kesadaran dan tanggap mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, agar dialog dapat menjadi berhasil guna dan bermanfaat untuk kepentingan bersama.

"TMR ini adalah milik publik dan harus dijaga dan dikelola untuk kepentingan publik dan  menjadi kebanggan Indonesia," tutur Hashim.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved