Ramadan 2013
Dompet Dhuafa Santuni Penggali Makam dan Penjaga Masjid
Biasanya dikasih amplop. Isinya ada yang Rp10 ribu, Rp20 ribu bahkan ada yang Rp5 ribu. Tapi saya terima semua. Namanya juga rejeki
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Pak Si'ang (65), hidup itu sangat sederhana. Hidup adalah kegiatan untuk mengabdi kepada Allah SWT dan berbuat baik kepada sesama. Maka ia tidak menyia-nyiakan kesempatan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang mampu mengangkat derajatnya di mata sang pencipta.
Meskipun di pandangan orang pada umumnya Pak Si'ang dipandang sebagai orang kurang mampu, Pak Si'ang sendiri tidak merasakan itu. Dia merasa apa yang telah diraihnya selama ini merupakan 'jatah hidupnya' yang diberikan oleh Sang Pencipta. Itu kenapa dia selalu ikhlas ketika melakukan pekerjaannya sebagai penjaga makam dan penggali kubur di sebuah Tempat Pemakaman Umum di daerah Parung, Bogor.
"Saya melakukan ini sudah sejak 20 tahun lalu. Dan saya menikmati sampai sekarang," ujar Pak Si'ang kepada Warta Kota, Senin (5/8/2013).
Membersihkan makam setiap hari, merupakan sebuah panggilan jiwa bagi Pak Si'ang. Tak ada penghasilan tetap yang didapatnya. Hanya sesekali ia mendapatkan imbalan dari keluarga penghuni makam yang dia bersihkan.
"Nggak semua orang ngasih juga. Hanya beberapa saja. Jumlahnya tidak tentu. Kadang ada yang ngasih sepuluh ribu ada yang dua puluh. Saya terima saja. Tapi meskipun tidak dikasih juga saya tetap bersihkan makam di sana," ujarnya.
Begitu pula dengan profesinya menjadi seorang penggali kubur. Dia ikhlas melakukan itu. Soal bayaran, dia pun jarang memintanya. "Kalau dikasih ya diterima, kalau enggak dikasih ya nggak papa," katanya.
Dikisahkan Pak Si'ang, terkadang ia hanya menerima uang Rp10-20 ribu dalam sekali menggali kubur. "Biasanya dikasih amplop. Isinya ada yang Rp10 ribu, Rp20 ribu bahkan ada yang Rp5 ribu. Tapi saya terima semua. Namanya juga rejeki."
Allah itu Maha Baik, kata Pak Si'ang. Dia percaya bahwa rizki orang sudah di atur dan dibagi sedemikian rupa. Apalagi, Pak Si'ang meyakini pekerjaan yang dia lakukan adalah pekerjaan yang akan mendatangkan pahala baginya.
"Allah itu punya kuasa. Selama 20 tahun saya bersihkan makam dan hanya sebagai penggali kubur, saya bisa membesarkan keempat anak saya," kata dia.
Pak Si'ang adalah satu dari 500 penggali makam dan penjaga masjid mendapat santunan dari Dompet Dhuafa (DD) menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini. Santunan diberikan secara simbolik kepada sekitar 30 orang di mal Pejaten Village, Jakarta Selatan, Senin (5/8).
Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini mengatakan pemberian santunan diberikan sebagai bentuk apresiasi apresiasi terhadap para penggali kubur dan marbot masjid. "Profesi yang mereka geluti ini kurang mendapatkan apresiasi dan perhatian selama ini," ujar Ahmad Juwaini.
Pemberian santunan ini, kata Ahmad Juwaini, juga merupakan program Ramadan Dompet Dhuafa untuk mengajak masyarakat perduli kepada penjaga masjid dan penggali kubur ini.
"DD juga memberikan program jangka panjang sebagai upaya untuk memberikan skill untuk penggali makam dan marbot masjid. Mungkin bisa berkala sebagai upaya meningkatkan taraf hidup penggali makam dan marbot di tengah himpitan ekonomi," ujarnya.
Konsep keberlanjutan bagi mereka, lanjut Ahmad, DD mempertimbangkan dengan memberikan pelatihan di Institute Kemandirian (IK). IK merupakan salah satu jejaring DD sebagai wadah pelatihan ketrampilan agar pengangguran dapat dituntaskan. Berbagai pelatihan yang dilakukan di antaranya tata boga, teknisi handphone, salon, teknisi motor dan sebagainya.
"Dengan adanya penambahan ketrampilan tersebut dapat membuka peluang mereka mendapatkan penghasilan tambahan," ujarnya.
Dalam kesempatan pemberian santunan kepada penggali makam dan marbot masjid, hadir pula artis Venna Melinda yang juga turut memberikan santunan.
"Saya ngasih ini bukan untuk cari sensasi atau pencitraan. Saya ikhlas. Di sini saya juga ingin mengajak kepada masyarakat untuk berbagi dengan sesama di bulan Ramadan ini," ujarnya. (Fha)