Volume Sampah Jakarta Bertambah 151 Ton Selama Ramadan
Peningkatan tonase sampah, lanjutnya, disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat saat sahur dan berbuka puasa.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya tingkat konsumsi masyarakat selama bulan puasa, mengakibatkan volume sampah ibu kota yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, meningkat.
Mayoritas merupakan sampah rumah tangga, mulai dari sayuran hingga kemasan makanan.
Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, sampah sebelum Bulan Ramadan yang masuk ke TPA Bantargebang, rata-rata sekitar 5.681,02 ton setiap hari.
"Sedangkan saat bulan puasa, sampah yang masuk ke TPA Bantargebang naik sebanyak 5.832,51 ton, atau naik 151,49 ton, setara 2,66 persen," kata Unu Nurdin, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Jumat (2/8/2013), seperti dikutip Tribunnews.com dari Beritajakarta.com.
Peningkatan tonase sampah, lanjutnya, disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat saat sahur dan berbuka puasa.
"Jenis sampah yang meningkat sebagian besar berupa sampah rumah tangga seperti sayur-mayur, buah-buahan, plastik, serta pembungkus makanan lain," jelasnya.
Namun, papar Unu, peningkatan timbunan sampah saat Ramadan di Jakarta, akan berbalik saat pra dan pasca-perayaan Idul Fitri 1434 H.
Ia menyebut, volume sampah di ibu kota pada H-4 mencapai 5.228,3 ton, H-3 sebanyak 5.028 ton, H-2 sebanyak 4.753,8 ton, H-1 sebanyak 1.597,02 ton, dan pada hari H sebanyak 1.573,84 ton.
"Diperkirakan pada H+1, jumlah sampah bertambah. Puncak tonase penanganan sampah akan berlangsung pada H+4, H+5, dan H+6 mencapai 6.500 hingga 6.800 ton," paparnya.
Peningkatan tonase sampah di ibu kota, tuturnya, disebabkan sebagian besar warga Jakarta telah kembali dari kampung halaman, karena berakhirnya masa cuti bersama.
"Tukang gerobak yang mudik telah kembali bertugas, sehingga akumulasi tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)," bebernya. (*)