Basuki Tuding FITRA Ditunggangi Kepentingan Politik
Anggaran blusukan Jokowi yang diungkap FITRA, membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gerah.
Laporan Ni Putu Dessy Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran blusukan Jokowi yang diungkap Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gerah. Basuki menuding FITRA memiliki motif politik.
"Wajar dong, kami sebagai orang politik menuduh Anda (FITRA) bermain. Kecuali Anda mengaku bodoh. Kan tidak mungkin FITRA bodoh, kecuali kalau memang ecek-ecek," kata Basuki, Kamis (26/7/2013).
Menurut Basuki, FITRA membangun opini seolah-olah Jokowi lebih boros dari Fauzi Bowo (Foke). Anggaran Foke pada masa kepemimpinannya sebesar Rp 17,6 miliar.
"Itu yang tidak betul. Jadi, kalau tahun depan kami lebih tinggi (uang operasional), berarti kami hebat, berarti PAD (pendapatan asli daerah) DKI meningkat," jelasnya
Seharusnya, papar Basuki, FITRA membangun citra positif dari Jokowi yang hanya menggunakan 0,1 persen, dari anggaran uang operasional 0,15 persen.
"Harusnya bangga dong uang operasional Jokowi lebih besar daripada Foke. Artinya, PAD-nya lebih besar," tuturnya
Basuki pun menyayangkan sikap FITRA yang hanya merilis anggaran Jokowi.
"Kenapa FITRA enggak mengecek uang operasional pejabat lain? Kenapa hanya mengejar Pak Jokowi? Makanya saya bilang (mereka) takut Pak Jokowi jadi presiden? Engga usah takut," cetusnya.
Karena itu, Basuki menantang FITRA mengecek semua uang operasional pejabat, termasuk dirinya.
"Terus, berani enggak periksa harta saya, biaya hidup saya, dan pajak yang saya bayar? Sesuai atau tidak?" tantangnya.
Bantah Ditunggangi Kepentingan Politik
Sementara, Koordinator Advokasi FITRA Maulana menjelaskan, tahun lalu pihaknya sudah merilis penghasilan seluruh kepala daerah di Indonesia.
"Sebelum Pak Ahok kasih tantangan, akhir tahun 2012 lalu FITRA sudah pernah menyampaikan penghasilan kepala daerah seluruh Indonesia, provinsi, dan kabupaten/kota. Bukan cuma Jakarta. Silakan aja cek di media," papar Maulana melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (26/7/2013).
Ketika ditanya rilis FITRA yang dianggap berbau politis, Maulana membantah LSM itu berafiliasi politik.
"Kalau FITRA dibilang ditunggangi kepentingan politik, rasanya itu basi banget ya," imbuhnya.
Kata Maulana, FITRA juga pernah memberi apresiasi kepada Jokowi yang mengefisiensi uang Rp 610 juta, karena enggan memakai voorijder atau satuan pengawalan khusus untuk menembus kemacetan.
"Kami juga pernah kritik Foke yang alokasikan bantuan sosial yang naik signifikan menjelang pilkada kemarin," jelasnya. (*)