Rabu, 1 Oktober 2025

Warga Syiah Sampang Unjuk Rasa di Istana Pakai Kaos Tribunnews.com

Puluhan warga Syiah Sampang Madura melakukan orasi menuntut janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AJI
Para pengunjuk rasa yang merupakan warga Syiah Sampang, Madura, Jawa Timur, mengenakan kaos dengan berita Tribunnews.com dicetak pada bagian belakangnya saat melakukan aksinya di depan Istana Merdeka, Minggu (16/6/2013). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan warga Syiah Sampang Madura melakukan orasi menuntut janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2013).

Sambil membentangkan spanduk bertuliskan 'Presiden Mana Janjimu', seluruh peserta aksi juga mengenakan kaos bertuliskan sebuah judul berita di Tribunnews.com.

"Presiden SBY Janji Beri Perhatian Khusus Buat Madura. Ini jelas ditulis, artinya kita ingin menuntut janjinya SBY di media-media," kata Muhammad Khatib dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia kepada Tribunnews.com di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2013).

Menurutnya, hal tersebut ditunggu oleh seluruh warga Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, yang menjadi korban penyerangan pada Agustus 2012. Demi memperjuangkan kembali ke kampung halaman di Desa Bluurandi, Kecamatan Karang Penang, Sampang, sepuluh warga pun menggoes sepeda selama 16 hari dari Surabaya menuju Jakarta.

Sementara itu Jali (25), salah seorang peserta demo menuturkan, sudah sembilan bulan lebih sebanyak 165 keluarga masih bertahan di Gelanggang Olahraga Sampang, mengalami penderitaan. Mereka bertanya mengapa diperlakukan seperti tawanan.

"Kami ingin menuntut janji anda (SBY), sebagaimana anda telah mengatakan bahwa seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali harus mendapatkan hak beragama, bertempat tinggal dan semua dilindungi undang-undang," tegasnya.

Jali menuturkan, kondisi pengungsian di GOR sangat memprihatinkan. Seluruh pengungsi hanya tidur di alas seadanya tanpa kasur. Paling tidak mengenakan, tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan di pengungsian. Apalagi, kini tidak ada pendidikan yang diterima anak-anak.

Mereka terus mempertanyakan mengapa belum diperbolehkan pulang. Padahal, menurut mereka, sudah tidak ada masalah di kampungnya.

Seperti diketahui, nasib ratusan jiwa pengungsi warga Syiah asal Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan warga Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur masih tidak jelas.

Mereka diusur dari desanya pada Agustus 2012 lalu. Hingga saat ini mereka belum dapat kembali kerumahnya masing-masing dan terpaksa tinggal di pengungsian.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved