Seorang Mahasiswa Tertipu SMS, Rp 25 Juta Hilang
Seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta, Leo kehilangan uang sekitar Rp25 juta lewat penipuan yang bermula dari
Tribunnews.com, Jakarta - Seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta, Leo kehilangan uang sekitar Rp25 juta lewat penipuan yang bermula dari pesan singkat, Selasa (21/5/2013) siang.
Pelaku penipuan berhasil meyakinkan Leo untuk bertransaksi via ATM karena mencatut nama pejabat-pejabat Universitas Mercu Buana di antaranya Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Ilmu Komunikasi, Farid Hamin dan Direktur Program Pascasarjana Prof Didik J Rachbini.
"Sangat meyakinkan, suara Prof Didik juga mirip gaya bicara beserta logatnya," kata Leo kepada Tribunnews.com, Selasa malam.
Penipuan itu bermula saat Leo menerima pesan singkat (SMS) dari seorang yang mengaku sebagai Kaprodi Farid Hamid.
"Sy Bpk Dr.Farid Hamid (Kaprodi Pasca Fikom UMB) Yth, (nama mahasiswa), Di minta Hbngi Skrng Bpk Prof.Dr.Didik J.Rachbini(Dir.Pasca UMB)08567789257.Anda Di Tunjuk Hadiri Seminar Nasional Peningktn Karakter,Penelitian&Kewirausahan Mahasiswa dari Dikti Tgl 25/26 Mei di Htl Nusa Dua Bali,trims," tulis pengirim pesan.
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, SMS serupa beredar di sejumlah mahasiswa pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta, terutama jurusan Ilmu Komunikasi.
Setelah menerima SMS tersebut, Leo menghubungi nomor pengirim, namun diarahkan untuk menghubungi Didik Rachbini. Saat menghubungi Didik inilah, rekening Leo dikuras. "Dia bilang saya mau masukkan uang akomodasi ke rekening kamu. Setelah itu kamu ambil berkas-berkas di (kampus) Menteng," kata Leo.
Bukannya menerima uang yang dijanjikan oleh orang mengaku Didik tersebut, rekening Leo justru terkuras. Orang mengaku Didik itu, menuntun Leo via ponsel agar segera menuju bilik ATM. Mahasiswa yang tengah menyusun tugas akhir itu kemudian bergegas menuju bilik ATM di kawasan Balai Kota DKI Jakarta.
Leo seakan diarahkan menekan angka-angka nomor rekening yakni 4989123 yang ternyata menjadi jumlah yang dia kirim.
Hingga lima kali Leo melakukan transfer dengan jumlah itu, sehingga total dana Rp 24.955.615 terkuras dari rekening Leo.
Lapor ke Polres Jakarta Pusat
Merasa menjadi korban penipuan, korban kemudian memutuskan untuk melapor ke Polres Jakarta Pusat pada sore harinya, Selasa (21/5/2013) petang.
"Sore hari saya langsung melapor ke Polres Jakarta Pusat, kata Leo kepada Tribunnews.com.
Laporan itu diterima oleh Ka SPK, AKP Indra Tarigan dengan no 710/K/V/2013/Polres JP. Kini Leo hanya bisa pasrah menanti polisi mengusut kasus ini. "Yang penting saya sudah lapor polisi," kata Leo.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Kaprodi Pasca Fikom UMB, Farid Hamid membenarkan adanya kasus penipuan yang berawal dari sms tersebut, ia menyebut ada sekitar 12 mahasiswa yang menerima sms serupa.
"Ada 12 orang tapi yang sampai transfer itu satu orang," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (22/5/2013).
Menurut Farid, beberapa mahasiswa yang menerima sms serupa langsung menghubunginya untuk mencari tahu kebenaran informasi sms tersebut. Kepada mereka Farid lalu menjelaskan bahwa ia tidak pernah mengirim sms semacam itu dan mengatakan bahwa mungkin itu merupakan modus baru penipuan.
"Beberapa telepon saya, langsung saya jelaskan, jadi mereka tidak jadi transfer," imbuhnya.
Bantah Terjadi Kebocoran Data
Saat ditanya mengenai kemungkinan bocornya data mahasiswa kepada pihak luar atau kemungkinan terlibatnya orang dalam kampus pada kasus penipuan tersebut, Farid membantah jika disebutkan ada kebocoran data kampus kepada pihak luar. Menurutnya data tersebut bisa didapat dari mana saja mengingat teknologi informasi yang saat ini sudah berkembang.
"Banyak kemungkinan ya, tapi untuk kebocoran data saya rasa tidak, pelaku bisa memperoleh data dari mana saja, apakah itu web kampus, ataupun jejaring sosial," bebernya.
Saat ini pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada mahasiswa-mahasiswa mereka untuk mewaspadai adanya penipuan-penipuan serupa. Para mahasiswa diminta lebih waspada dan melakukan konfirmasi terlebih dahulu jika menerima informasi yang mengatasnamakan pihak kampus.
"Kita sudah sosialisasi kepada mahasiswa kami supaya korban tidak bertambah," tandasnya.