Kasus Suap Lahan di Bogor
Rumah Iyus Djuher Sepi Pasca Penangkapan
Diperkirakan rumah itu memiliki luas hingga 1.000 meter ratusan meter persegi.

TRIBUNNEWS.COM,BOGOR--Rumah Iyus Djuher, Ketua DPRD Kabupaten Bogor di Kompleks Perumahan BPPB di Pasir Mulya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor terlihat tertutup pascapenangkapan oleh KPK, Rabu pag kemarin.
Rumah mewah dengan halaman cukup besar memiiki dua pintu akses di Jalan Garuda yang merupakan pintu utama serta pintu belakang yang diberi pagar tinggi.
Di halaman rumah berlantai dua itu berdiri sejumlah pohon yang cukup rindang, salah satunya dua buah pohon palem. Persis di sisi kanan rumah, dekat dengan pintu pagar terdapat gazebo berwarna putih.
Saat Wartakota menyambangi rumah berwarna krem itu, tidak ada orang yang membukakan pintu meskipun bel di pagar depan dibunyikan berulang kali. Diperkirakan rumah itu memiliki luas hingga 1.000 meter ratusan meter persegi.
Supangat (45) salah seorang warga kampung yang rumahnya hanya beberapa ratus meter dari rumah Iyus Djuher mengaku hampir tidak pernah melihat Iyus. Dia hanya tahu wajah Iyus dari kalender yang dibagikan kepada warga sekitar.
Di komplek tersebut, Iyus sudah tinggal lebih dari 10 tahun. Sebelumnya, pria tersebut tinggal di rumah lain juga di Pasir Mulya.
"Saya tidak sempat lihat ada ramai-ramai penangkapan karena saya datangnya siang ke warung," kata Supangat.
Hingga pukul 20.00, tidak terlihat aktifitas di rumah tersebut. Hujan yang turun cukup deras membuat penghuni rumah termasuk penjaga rumah Iyus Djuher tidak ada yang berada di halaman rumah.
Meski tidak ada orang di halaman rumah, namun bebarapa lampu rumah tampak menyala menandakan di dalam rumah ada orang.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Bogor Albiner Banjarnahor mengatakan pihaknya tidak menyangka rekan satu partainya bisa tertangkap KPK dalam kasus suap perizinan lahan.
"Saya tahu dari media dan kaget juga. Soalnya semalam masih komunikasi dengan pak Iyus melalui handphone. Dia (Iyus) yang menghubungi saya mengecek terkait itu (OTT KPK di Sentul, mungkin dia khawatir saya yang ditangkap," kata Albiner saat ditemui di ruang Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Bogor, kemarin.
Lebih lanjut ia mengatakan jika Iyus Djuher terbukti ditangkap KPK gara-gara kasus suap pengurusan lahan pemakaman, pihaknya akan membuat surat ke DPD dan DPP Partai Demokrat.
"Nanti kita akan membuat surat, bagaimana sikap partai, jika memang kadernya terbukti terlibat dalam kasus ini," katanya.
Selain menjabat Ketua DPRD Kabupaten Bogor Iyus Djuher juga menjabat sebagai Sekretari DPC Partai Demokrat Kabupaten Bogor.
Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bogor Pandji Sukmana saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya tidak tahu persis kasus yang dialami Iyus Djuher.
"Saya selaku ketua partai tentunya tidak bisa memberikan komentar terkait dengan kasusnya, sebab kejadiannya itu bukan di DPC tapi dia sebagai Ketua DPRD," katanya.
Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhandi mengaku prihatin adanya keterlibatan pimpinan DPRD. "Saya sendiri baru tahu ternyata pak Iyus ditangkap KPK dari TV diduga karena terlibat kasus perizinan mengurus tanah," katanya, singkat.
Keprihatinan juga disampaikan Endang Kosasih, teman dekat Iyus Djuher. Dimata Endang, Iyus adalah sosok teman yang baik dan tidak macam-macam.
"Selama hampir 20 tahun kita sama-sama berjuang di PPP, meski kita sekarang di partai yang berbeda, tapi komunikasi tetap terjalin dengan baik," ujarnya.
Endang Kosasih yang saat ini bergabung di Partai Gerindra mengatakan, baru mendengar kalau temannya itu ditangkap KPK terkait kasus perizinan tanah di daerah Tanjungsari.
"Sebagai teman saya tetap akan memberikan dukungan moril kepada Iyus agar bisa menyelesaikan kasus hukumnya. Dan jika ada kesempatan, saya akan membesuk dia," katanya.