Kasus Suap Lahan di Bogor
Menantu Iyus Djuher: Welly Mencatut Nama Babeh
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Iyus Djuher ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
TRIBUNNEWS.COM,BOGOR--Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Iyus Djuher ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia ditangkap bersama asistennya Aris Munandar, Rabu (17/4) sekitar pukul 06.00. Penangkapan Iyus diduga terkait kasus percaloan izin lahan tanah pemakaman bukan umum (TPBU) di Desa Antajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, seluas 100 hektar.
Politisi Partai Demokrat itu ditangkap sesaat setelah keluar dari rumahnya di Komplek BPBB, Kelurahan Pasirmulya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
"Saya mendengar kabar rumah babeh (Iyus Djuher-red) didatangi petugas KPK dan langsung membawanya," kata Farid Ma'ruf, menantu Iyus Djuher saat ditemui di kantor Kelurahan Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (17/4) siang.
Lurah Sukahati itu tidak menyangka dan kaget mertuanya ditangkap KPK karena kasus dugaan suap perizinan lahan pemakaman elit.
"Yang saya tahu bapak nggak main yang kayak gitu, saya menduga ini si Welly mencatut nama babeh," katanya.
Saat dibawa ke kantor KPK, Iyus Djuher mengenakan mengenakan baju batik coklat lengan pendek. Dalam penangkapan itu, KPK juga menyita mobil dinas Toyota fortuner hitam bernopol F 452 PN yang biasa digunakan Iyus Djuher.
Penangkapan Iyus Djuher merupakan pengembangan penangkapan tujuh orang sebelumnya yang dilakukan KPK di rest area Sentul, tol Jagorawi, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4) petang.
Saat itu, KPK menangkap tujuh orang yang terdiri dari 5 orang dari pihak swasta, dan dua pegawai Pemkab Bogor berinsial W dan UJ, staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Disita uang Rp 800 juta yang merupakan uang komisi perizinan tanah TPBU.
Sementara itu, Rabu siang tim KPK melakukan penggeledahan ruang kerja Iyus Djuher, ruang kerja Bupati Bogor Rachmat Yasin dan ruang kerja Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturahman.
Dia mengakui penggeledahan yang dilakukan KPK ke komplek Pemkab Bogor dan DPRD Kabupaten Bogor terkiat dugaan kasus suap perizinan TPBU di Desa Antajaya, Tanjungsari, Kabupaten Bogor.
"Ya saya duga, ini ada kaitannya proyek perluasan lahan pembangunan TPBU di Desa Antajaya Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor dengan total luas tanah hingga 300 hektar," kata Karyawan Faturahman kepada wartawan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dua dari tujuh orang yang ditangkap KPK di rest area Sentul, KM 35 Tol Jagorawi, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4) merupakan Staf Bidang Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Usep De'Meno sedangkan Welly Sabu adalah pegawai honorer di Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Bogor.
"Jadi kalau soal pertanahan, yang bersangkutan (Usep) memang sudah ahli dan memahami seluk beluknya, karena sempat tugas di Dinas Tata Bangunan, Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dan sekarang di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dengan pangkat golong IIIB," katanya.
Sementara Wely Sabu, menurutnya di Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor sebagai tenaga tidak tetap atau honorer.
Pantauan Warta Kota sejumlah petugas KPK menggeledah gedung Badan Perizinan Terpadu (BPT), kantor Bupati Bogor Rachmat Yasin, Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturahman, Sekretaris Daerah Nurhayanti, dan Kantor Ketua DPRD Kabupaten Bogor Iyus Djuher.
Proses penggeledahan yang dilakukan mulai pukul 11.00 berlangsung ketat, sejumlah wartawan sempat tidak diperkenankan masuk. "Perintah KPK jangan dulu diliput," kata Rahmat, petugas keamanan Kantor BPT Kabupaten Bogor.
Kondisi serupa juga terlihat di kantor Bupati Bogor. Bahkan sejumlah petugas kepolisian dengan bersenjata lengkap menghalangi media yang tengah meliput petugas KPK tengah memeriksa berkas di ruang Sekretaris Pribadi Bupati Bogor.
Ketatnya penjagaan proses juga dilakukan di lantai 2, ruang kerja Ketua DPRD Kabupaten Bogor Iyus Djuher. Terlihat petugas KPK memeriksa arsip, berkas dan komputer didalam ruangan Iyus Djuher.