Dugaan Malapraktik
Keluarga Edwin Tuntut RS Bertanggung Jawab
Kini keluarga Edwin menuntut pihak Rumah Sakit Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur untuk bertanggung jawab.
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Malang betul nasib Edwin Timothy Sihombing, bayi berumur dua setengah bulan putra pasangan dari Gonti Sihombing (34) dan Romauli Manurung (28), yang awalnya hanya menderita flu disertai demam kini harus kehilangan dua ruas jari telunjuk kanannya, setelah infeksi usai diinfus di bagian telapak tangan.
Kini keluarga Edwin menuntut pihak Rumah Sakit Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur untuk bertanggung jawab. Pasalnya amputasi jari telunjuk Edwin diamputasi tanpa adanya komunikasi sebelumnya dengan pihak keluarga.
Saat ditemui wartawan di RS Harapan Bunda, Gonti menjelaskan awalnya anaknya mengalami sakit batuk, pilek, dan panas. Dengan pertimbangan dekat dengan rumahnya dikawasan Kelapa Dua Wetan Ciracas, Gonti memboyong Edwien ke RS Harapan Bunda. Tiba di Unit Gawat Darurat (UGD), Edwin pun langsung mendapatkan penanganan infus, selang pernafasan dan obat antikejang lewat dubur.
"Itu tanggal 20 Maret 2013 pukul 17.00 WIB. Ditangani oleh dr Lenny S Budi, setelah dibuka bajunya dan distetoskop, dokter bilang kejang, dikasih obat antikejang dari dubur lalu disuntik," kata Gonti, Rabu (10/4/2013) malam.
Lebih lanjut Gonti menambahkan, tiga hari semenjak anak semata wayangnya dipindahkan ke ruangan perawatan, telapak atas tanggan Edwin menggembung seperti berisi air. Setelah balutan perban coklat dibuka terlihat jari telunjuknya menghitam dan menciut, bahkan mengeuarkan nanah hingga tampak membusuk.
Kondisi itulah yang kemudian berujung pada amputasi dua ruas jari telunjuk Edwin menggunakan gunting oleh dokter rumah sakit tanpa sepengetahuan kedua orang tua bayi.
Kini Pasangan suami istri itu berharap pihak rumah sakit agar bertanggung jawab, dengan mengobati sampai tuntas, bahkan jika ada sebab yang terjadi jika Edwin dewasa nanti. Hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun pihak rumah sakit yang bisa ditemui untuk mengonfirmasi persoalan ini.
"Anak saya sudah 2,5 bulan dirawat di RS. Kami hanya meminta kompensasi, saya tidak menyebut nominal, tapi harus bertanggungjawab sampai putra saya benar-benar sembuh," tegasnya.