Mutilasi Di Ancol
Alamat Pelaku Mutilasi Ancol di Jakarta Timur Fiktif
Pelaku mutilasi di Ancol Tonny Arifin Djonin (45), yang memiliki Kartu Tanda Pengenal (KTP) Aliansah Aliong (33), diduga fiktif.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku mutilasi di Ancol Tonny Arifin Djonin (45), yang memiliki Kartu Tanda Pengenal (KTP) Aliansah Aliong (33), diduga fiktif. Pasalnya kepemilikan KTP pelaku yang juga warga keturunan Tionghoa dan warga negara asing tersebut masih dipertanyakan proses prosedural pembuatan KTPnya.
Bahkan, terrsangka sendiri tidak dikenal oleh warga setempat. Bahkan warga tidak pernah mengenal dan mengetahui keberadaan Aliansah sebagai warga setempat.
Menurut Ketua RT setempat Syamsudin, menjelaskan bahwa warga atas nama Aliansah memang terdaftar sebagai warganya. Aliansah memiliki ciri keturunan Tionghoa namun tidak pernah tinggal di pemukiman padat penduduk itu.
Syamsudin menjelaskan bahwa Aliansah memang memiliki kakak ipar yang tinggal di daerah setempat namun berbeda RT.
"Nama kakak iparnya Po Ang, dia tinggal di RT 04/08 di Kelurahan dan Kecamatan sini juga," ujar Syamsudin saat ditemui di kediamannya, Jumat (15/3/2013).
Menurut Syamsudin, Po Ang memang sudah dikenal baik oleh warga sekitar pemukiman sebelum menikah dengan kakak Aliansah yang bernama Mely. Sehingga, Aliansah yang pada tahun 2011 mendapatkan izin untuk membuat surat pengantar pengurusan KTP dengan alasan untuk mengganti status Aliansah.
"Saya kan sudah kenal lama dengan Po Ang, jadi saya percaya-percaya saja kalau adik iparnya (Aliansah) minta dibuatkan surat pengantar ke kelurahan di daerah sini, katanya mau rubah status di KTP sebelumnya kan tulisannya sudah menikah mau diganti jadi lajang, katanya sih salah ketik," jelasnya.
Sementara itu, Inah Suhaeti (33), anak Syamsudin yang membantu pembuatan surat pengantar Aliansah, mengaku hanya sekali bertemu dengan pria keturunan Tionghoa tersebut.
"Saya ketemu cuma sekali, itu juga di Kelurahan Pisangan Baru pas ngasih surat pengantar KTP, alasannya sih untuk ganti status dia kan mau nikah, dia (Aliansah) sebelumnya udah punya KTP tapi bukan di sini yang urus, habis itu nggak pernah ketemu lagi sama dia," katanya.
Lebih lanjut Inah mengatakan, sewaktu dirinya bertemu dengan Aliansah di kelurahan, Aliansah ditemani oleh seorang pria paruh baya yang juga keturunan warga Tionghoa.
"Aliansah nggak bisa pakai bahasa Indonesia, dia cuma bisa pakai bahasa Mandarin. Makanya, pria yang bersamanya itu yang menerjemahkan percakapan saya dengan Aliansah," ujar Inah.
Klik: