Bayi Ditolak Rumah Sakit
Keterbatasan Alat Juga Jadi Penyebab Meninggalnya Dera
Hingga kini rumah sakit di DKI Jakarta baru memiliki 143 NICU. Keterbatasan NICU juga diincar warga yang tak memiliki KTP DKI Jakarta.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, selain penuhnya rumah sakit, ketersediaan alat juga menjadi penyebab meninggalnya Dera Nur Anggraini, bayi yang belum genap berumur sebulan.
"Dera lahir di Rumah Sakit Zahira. Karena tidak ada Neonatal Intensive Care Unit (NICU), maka dirujuk lah ke Pasar Minggu," ujar Dien saat dihubungi wartawan, Senin (18/2/2013).
Dien menjelaskan, hingga kini rumah sakit di DKI Jakarta baru memiliki 143 NICU. Keterbatasan NICU juga diincar warga yang tak memiliki KTP DKI Jakarta.
"Nilai investasi NICU tinggi. Pemerintah harus beli NICU. Di RSCM ada, tapi penuh. Bukan hanya orang Jakarta, direbutin semua orang dari luar kota juga," tutur Dien.
Dien memaparkan, persoalan penggunaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak ada masalah. Hanya, saat itu rumah sakit penuh.
"Dera (mengalami) penyempitan kerongkongan, dan delapan rumah sakit itu memang penuh," jelas Dien.
Seperti dikutip Tribunnews.com dari ayahbunda.co.id, NICU adalah ruangan khusus untuk merawat bayi baru lahir, dengan sarana dan prasarana medis lengkap, teknologinya pun canggih.
Perawatan NICU mampu mencegah dan mengobati kegagalan organ-organ vital yang dialami bayi baru lahir, yang disebabkan kelahiran prematur di rumah sakit.
Selain dokter, bayi dalam ruang NICU dirawat oleh praktisi kesehatan terlatih, di bidang perawatan bayi baru lahir. Tim yang jumlahnya bisa mencapai 12 orang, terdiri dari perawat dan fisioterapis yang membantu memonitor tumbuh kembang anak.
Jadwal kontrol dokter biasanya dua kali sehari, pagi dan sore, dan digunakan untuk mengevaluasi serta merencanakan perawatan yang telah dan akan dilakukan.
Alat bantu napas juga dilakukan. Jika bayi prematur sesak napas berat akibat paru-parunya belum berkembang sempurna, akan dibantu alat bantu napas.
Dalam kondisi lain, misalnya bayi tidak bisa bernapas sendiri, akan dipasang ventilator (alat penukar udara kotor dengan bersih) di mulut, dilengkapi selang kecil untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru.
Jika bayi bisa bernapas sendiri tapi butuh bantuan, dia akan diberi Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), dua selang kecil yang dimasukkan ke hidung agar udara terdorong masuk ke paru-paru.
Ruangan inkubator berdinding kaca, yang suhunya bisa diatur agar tetap hangat, yakni 35º-36º C. Kehangatan dibutuhkan bayi prematur, karena berisiko mengalami hipotermia atau suhu tubuh rendah, akibat kurangnya jaringan lemak di bawah kulit.
Inkubator juga bisa dipakai untuk meminimalkan risiko kontak antara bayi prematur, dengan orang dan lingkungan yang berpotensi menularkan penyakit.
Pada inkubator yang memiliki tutup, pengontrolan suhu dilakukan dari pemanas di bawah inkubator. Inkubator jenis ini dilengkapi dua lubang seukuran tangan orang dewasa di sisinya, untuk memudahkan menyentuh bayi.
Pada dasarnya, semua bayi butuh sentuhan manusia, untuk meningkatkan perkembangan fisik dan mentalnya. Jika inkubator tidak bertutup, pemanas ada di bagian atas. (*)