Banjir Dahsyat Jakarta
Diterjang Banjir, Rumah Ahok di Pluit Terisolir
Meskipun rumahnya di Perumahan Pantai Mutiara Blok J Nomoe 39, Pluit, Jakarta Utara hanya digenangi air setinggi tumit,

Saat ditanya mengapa dirinya tidak mengungsi, Anton menjawab ia enggan. "Lebih aman di rumah deh. Cadangan makanan saya juga masih banyak kok," katanya lagi.
Sementara itu, tenda-tenda pengungsian nampak berdiri di jembatan penghubung Jalan Pluit Raya dan Pluit Karang, tepatnya di samping PLTU. Sejumlah warga juga nampak memenuhi tepian tanggul Kali Muara Karang, sementara Jalan Pluit Barat yang berada di sampingnya terendam banjir.
Berbeda dengan warga dari kalangan tak mampu yang memilih berjejal-jejalan di dalam tenda, warga dari kaum menengah ke atas lebih memilih mengungsi ke lokasi lain yang relatif jauh dari rumah mereka.
"Saya sudah dua hari ngungsi ke Pantai Indah Kapuk. Ini saya lagi mau antar makanan untuk warga-warga yang ngungsi. Kasihan mereka," ujar Selly (33), warga Pantai Mutiara di atas perahu karet.
Vinna (31), warga Apartemen Laguna menuturkan bahwa sejak Kamis (17/1/2013) lalu ia sudah mengungsi ke daerah Muara Karang.
"Tapi karena makanan susah, ya terpaksa harus beli juga di supermarket," ujarnya. Vinna menuturkan, akibat banjir itu harga makanan pun ikut naik gila-gilaan.
"Masa' mie goreng saja dipatok jadi Rp 30.000 satu piring. Padahal biasanya cuma Rp 6.000," ujarnya lagi.
*Berita Lengkap mengenai Banjir Dahsyat Jakarta Silakan KLIK Di Sini