Sabtu, 4 Oktober 2025

Banjir Dahsyat di Jakarta

Cium Tangan Terakhir Herdian untuk Ibunda

Sumiarti (55), orangtua korban banjir Plaza UOB, Herdian Eko Erista Bin Suhartono, hanya bisa duduk lemas menunggu jenazah putra sulungnya

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Cium Tangan Terakhir Herdian untuk Ibunda
TRIBUN JAKARTA/MUHAMMAD ZULFIKAR
Sumiarti, ibunda Herdian Eko.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sumiarti (55), orangtua korban banjir Plaza UOB, Herdian Eko Erista Bin Suhartono, hanya bisa duduk lemas menunggu jenazah putra sulungnya, di rumah duka, Jalan Menteng Wadas Utara, RT 4/11, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan

"Insyaallah kuat, kuat," kata Sumiarti menimpali pernyataan tetangganya yang mencoba meminta untuk ikhlas.

Meskipun mengatakan kuat menerima kenyataan pahit anak sulungnya meninggal, tetapi persaannya tidak bisa dibohongi, matanya tampak bengkak karena tak henti-hentinya menahan kesedihan putra yang menjadi tulang punggung keluarganya meninggal.

Ia didampingi tetangga seakan tidak mau menjauh dari jenazah anaknya yang diletakan di jalan yang dibuat ruangan dengan penutup kain. Sesekali ia melihat jenazah anaknya dan kembali air matanya pun tumpah.

Di lingkungan padat penduduk tersebut, jalan ditutup, terpal-terpal pun dijadikan tenda untuk menerima para pelayat. Kursi-kursi plastik dan meja pun disiapkan untuk menerima pelayat yang mulai banyak berdatangan.

Tetapi Sumiarti yang mengenakan kerudung hitam tak mau beranjak jauh dari jenazah anaknya.

Ia bercerita kepada wartawan bahwa dirinya terakhir bertemu putra sulungnya pada Kamis (17/1/2013). Saat itu, memang kekhawatiran menyelimuti dirinya saat putranya akan pergi kerja ke Plaza UOB yang terletak Jl MH Thamrin.

Saat itu dirinya sempat menahan Herdian supaya tidak berangkat kerja karena hujan lebat mengguyur Jakarta. "Saya takut banjir dalem," ucapnya kepada wartawan Sabtu (19/1/2013).

Sumiarti saat itu melihat di televisi bila daerah-daerah di Jakarta sudah pada banjir. Kemudian ia pun duduk di tengah rumah sesaat dan beranjak ke kamar mandi.

Tidak biasanya, Hardian sampai mengejarnya ke kemar mandi hanya untuk berpamitan dan mencium tangan ibunya. Memang Hardian selalu mencium tangan ibunya saat akan pergi kerja maupun pulang.

"Saat pamitan tidak biasanya dia samperin saya di kamar mandi," katanya.

Ternyata hal tersebut menjadi cium tangan dan pamitan terakhir kepada ibunya. Sumiarti tidak menyangka bila anaknya akan menjadi korban banjir di Plaza UOB.

Setelah dua hari tidak pulang ke rumah, ia hanya bisa berdoa untuk keselamatan anaknya. Ia pun tidak bisa tidur ketika anaknya tak kunjung pulang, sampai akhirnya Hardian ditemukan sudah tidak bernyawa karena tenggelam di Basement Plaza UOB, Sabtu (19/1/2013).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved