Pemilihan Gubernur DKI
Pelantikan Jokowi Harusnya Merakyat
Biaya pelantikan gubernur dan wakil gubernur DKI terpilih, Jokowi-Ahok, yang memakan anggaran sampai Rp 822 juta mengundang kritikan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biaya pelantikan gubernur dan wakil gubernur DKI terpilih, Jokowi-Ahok, yang memakan anggaran sampai Rp 822 juta mengundang kritikan. Jika memang merakyat, Jokowi ditantang untuk menolak pelantikan yang bermewah-mewahan.
Politisi partai Demokrat Ramadhan Pohan, mengatakan ia mendukung 1.000 persen kemenangan Jokowi-Ahok yang berhasil menumbangkan calon incumbent Fauzi Bowo yang diusung Demokrat. Namun ia mempertanyakan besaran anggaran untuk pelantikan pasangan calon yang diusung oleh PDIP dan Gerindra tersebut.
"Saya dukung Jokowi 1.000 persen, tetapi seharusnya pelantikannya merakyat juga. Momentum sinyal perubahan dari Jokowi harus dirasakan rakyat, yakni dengan menolak pelantikan yang anggarannya sampai Rp 822 juta," ujar Ramadhan, Selasa (25/9/2012) di hotel Pullman.
Dikatakannya, pelantikan yang memakan anggaran sampai Rp 822 juta tersebut akan menyakiti hati rakyat yang telah memilihnya. Menurutnya Jokowi harus berani mengatakan bahwa ia menolak dilantik dengan kemewahan.
"Mbok ya amanah rakyat dijaga. Pelantikan merakyat tidak perlu bermewah-mewahan," imbuhnya.
Sementara itu, Wasekjen partai Golkar, Harry Azhar Azis, turut mempertanyakan biaya pelantikan Jokowi-Ahok yang sampai Rp 822 juta. "Dia katakan mobil dan jasnya mau yang murah saja. Kok biaya pelantikannya mahal? Kalau perlu pelantikannya di warung tegal saja," tandasnya.