Suporter Tewas di GBK
Lazuardi Dimakamkan Satu Liang dengan Adiknya
Rihana tak kuat menahan tangis ketika jenazah putra sulungnya Lazuardi atau Aju dimasukkan ke liang lahat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rihana tak kuat menahan tangis ketika jenazah putra sulungnya Lazuardi atau Aju dimasukkan ke liang lahat di Blad 74, Blok AA II, No 445, Taman Pemakaman Menteng Pulo, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (28/5/2012).
Pria yang sehari-hari sebagai pengojek itu, meninggal diduga karena dikeroyok oknum suporter The Jak Mania, dekat gelanggang Aquatic, Kompleks Gelora Bung Karno, Minggu (27/5/2012) malam. Aju dimakamkan satu liang dengan tiga keluarganya.
"Makam Aju satu liang dengan makam adiknya nomor dua, yaitu Fitri Binti Yahya. Di makam yang sama juga sudah ada jasad nenek Aju, Aminah, dan kakeknya yang bernama Adi Winata," ujar kakak ibu Aju, Mami kepada Tribun usai pemakaman.
Mami mengaku sangat terpukul atas kejadian yang menimpa keponakannya tersebut. Di keluarga, Aju adalah sosok yang pendiam dan tak pernah neko-neko. Aju lebih dekat kepada ibunya Rihana, daripada ayahnya Yahya.
"Dia lebih dekat ke ibu. Walaupun minta apa-apa ke ibu. Kecuali sekadar minta rokok terus terang meminta kepada saya. Harapan saya sebagai orangtua, agar pelaku penggeroyokan dihukum setimpal," ujar Yahya yang mengenakan peci putih.
Yahya mengakui, anaknya bukan tipe penggemar fanatik Persija. Sudah beberapa kali diajak oleh teman-temannya, Aju kerap menolak dan memilih menonton dari televisi di ruang tamu rumahnya.
Bahkan, Aju sendiri enggak memiliki atribut The Jak Mania seperti kaos.
Di makam Aju, terpacak nisan kayu bercat oranye, serupa warna kostum Persija. Di atasnya tertulis Lazuardi kelahiran 15 Juni 1984, Jalan Sukabumi, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Ada juga nisan adiknya, Fitri.