Cover Story Tribun Jakarta
Istighfar 'Terakhir' Brigadir Jaka
Gani tak menyangka bunyi telepon tak bertuan menjadi pertanda nasib buruk Brigadir Jaka Setiawan, anggota Polsek Setu.

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Gani tak menyangka bunyi telepon tak bertuan menjadi pertanda nasib buruk Brigadir Jaka Setiawan, anggota Polsek Setu. Betapa tidak, pria berusia 56 tahun ini dihubungi Jaka usai dibacok kawanan perampok, pukul 02.30 WIB.
Ditemui Tribun Jakarta di RS Karya Medika I, mertua Jaka ini mengatakan, semula ia tak menghiraukan saat selulernya berdering di pagi hari. Ia menganggap, ada seseorang yang tengah mengerjainya.
Namun setelah dering pertama berakhir, seluler Gani kembali berbunyi. Pada panggilan kedua, kali ini Gani memilih mengangkat dan menjawabnya. Mirisnya, tak ada suara seseorang yang menghubunginya tersebut.
"Saat itu, yang saya dengar cuma seperti suara angin berhembus. Benar-benar senyap," ujar Gani yang mulai sepuh ini.
Geram karena tak ada sahutan, dan sambungan komunikasi berhenti mendadak, Gani meletakkan selulernya. Namun tak lama berselang, selulernya kembali berdering dari nomor yang sama. Gani pun menerima panggilan itu.
"Saya hanya mendengar suara Astaghfirullahal ‘adzim," ucap Gani mengenang.
Astagfirullahal ‘adzim merupakan kalimat istighfar. Dalam ajaran Islam, kalimat ini memiliki makna mendalam. Kalimat ini bermakna Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.
Usai mendengar Astagfirullahal ‘adzim, Gani mengaku hatinya tersentak kaget. Ia pun bingung bukan kepalang. "Saya makin bingung dan bertanya-tanya di dalam hati," ujarnya.
Gani sempat berprasangka buruk. Ia menengarai akan ada peristiwa yang mengena pada keluarganya. "Saat itu firasat dan hati saya sudah ke situ. Ini jangan-jangan ada seusatu dengan anak saya yang sedang tugas patroli," tambahnya.
Setelah itu, Gani tak bisa tidur. Ia termenung dan sejurus kemudian membuat minuman kopi hangat agar bisa melupakan suara seseorang tersebut.
Perkiraan Gani tak meleset. Seorang warga dari kampung sebelah mendatangi dan mengetuk pintu rumahnya, di Jalah H Tarik, RT 01/04 Desa Taman Rahayu, Kec Setu, Cikarang, Bekasi ini. Si tamu ini pun mengabarkan bila Jaka tengah dirawat di klinik karena mengalami kecelakaan, bukannya korban pembacokan perampok.
Mendengar kabar tidak mengenakkan itu, Gani dan Rosidah bergegas pergi ke klinik Kartika Husada Setu. Saat itu juga, Gani menggandeng istri Jaka, Sri Nuhanova. Perempuan berumur 20 tahun ini merupakan anak dari Gani dan Rosidah.
Gani dan keluarga tiba di klinik pukul 03.15 WIB. Namun, keluarga tersebut tak menemukan Jaka yang dikabarkan mengalami kecelakaan. Mereka justru mendapati sejumlah polisi tengah menemani rekan suaminya, Erry. Saat itu Erry tengah mendapat perawatan dokter di klinik itu.
Dari rekan Erry inilah, keluarga mengetahui Jaka tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Medika II, Tambun, Bekasi.
Tak mau buang waktu, Nova langsung bergegas seorang diri berangkat ke tempat suaminya dirujuk. Ia bergegas menuju ruang instalasi gawat darurat RS Medika II.