Biaya Berobat ke Rumah Sakit Semakin Tinggi, Masyarakat Diajak Asuransikan Empat Penyakit Kritis

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Biaya berobat ke rumah sakit dari tahun ke tahun semakin tinggi. Hal itu membuat pengelolaan keuangan keluarga menjadi terganggu ketika ada salah satu anggota keluarga yang dinyatakan positif menderita penyakit kritis tertentu.

"Biaya rumah sakit mengalami inflasi yang luar biasa dari tahun ke tahun, bisa mencapai 19 persen. Hasil survei Manulife menemukan bahwa 67 persen responden khawatir tentang bagaimana mengelola keuangan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap Wakil Presiden Direktur & Deputy CEO Manulife Indonesia, Novita Rumngangun di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Dokter Linda Masniari, Sp.P (K) Onk T FISR, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta, mengatakan bahwa di Indonesia saat ini terdapat empat penyakit kritis yang penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun karena perubahan tren gaya hidup, yakni gagal ginjal, kanker, jantung, dan stroke.

"Ada empat penyakit kritis yang saat ini menjadi sorotan, yaitu kanker, jantung, gagal ginjal, dan stroke. Untuk penyakit kanker, dipicu oleh pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak terkendali dan menyebabkan kerusakan jaringan di tubuh," ujarnya.

Dia mengatakan, penyakit ini memicu rasa cemas, depresi, dan stres berkepanjangan pada penderitanya.

Baca juga: Manfaat Tes DNA: Dari Cek Garis Keturunan dan Risiko Penyakit Hingga Deteksi Pribadi Peselingkuh 

"Kondisi ini bisa membuat kehidupan keluarga menjadi terganggu, serta membatasi aktivitas. Pasien kanker biasanya merasa rendah diri dan khawatir tentang karier mereka. Kualitas hidup pun menurun," jelasnya.

Terkait guncangan keuangan keluarga pada orang yang terkena empat penyakit kritis, dr. Linda mencontohkan bahwa biaya pengobatan kanker untuk sekali pengobatan membutuhkan dana sekitar Rp20 juta. Sementara, biaya kemoterapi bisa mencapai Rp50 juta untuk sekali penanganan.

Untuk penyakit kanker sendiri, pada perempuan ada lima jenis penyakit, di antaranya kanker payudara, kanker paru-paru, kanker serviks, kanker usus besar, dan kanker ovarium.

Dia membeberkan bahwa kanker paru-paru sangat mematikan. "Pasien bisa meninggal dalam waktu satu tahun. Dalam hitungan bulan, banyak pasien kami yang meninggal," ujar dokter Linda.

Teknologi biologi molekuler membantu pengobatan penyakit kanker paru-paru menjadi lebih baik dengan pengobatan yang disesuaikan berdasarkan mutasi penyakitnya.

Masyarakat Diajak Ikut Asuransi Penyakit Kritis

Mengantisipasi tren semakin banyaknya orang yang menderita penyakit kritis, masyarakat diajak untuk mengikuti program asuransi penyakit kritis guna mencegah risiko finansial yang tinggi di masa depan.

PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) memperkenalkan asuransi baru yang fokus pada empat penyakit kritis tersebut dengan nama Proteksi Prima Kritis Andalan (PPKA).

Novita Rumngangun menjelaskan bahwa produk asuransi tersebut memberikan manfaat proteksi bagi nasabah sehingga nasabah tidak menghadapi kesulitan keuangan setelah terdiagnosis penyakit kritis, dengan kemudahan dalam proses underwriting.

"PPKA merupakan upaya mitigasi terhadap empat penyakit kritis yang menjadi silent killer dan pemicu pengeluaran sangat besar, yaitu gagal ginjal, kanker, jantung, dan stroke. Jika nasabah masuk ICU lebih dari 45 hari, maka 25 persen dari total uang pertanggungan akan dibayarkan, dengan maksimum Rp250 juta," kata Novita.

"Jika terjadi salah satu dari empat penyakit kritis, maka uang pertanggungan akan dibayarkan sepenuhnya dan premi dikembalikan. Polis ini tidak memerlukan medical check-up, sehingga produk ini sangat simpel," imbuhnya.